Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sudirman Said: Saat Krisis, Masyarakat Harus Dibuat Percaya Pada Upaya Pemerintah

Sudirman Said menegaskan, butuh keterbukaan dalam menghadapi krisis. Masyarakat di Indonesia juga sedang menghadapi masalah yang sama saat ini.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Sudirman Said: Saat Krisis, Masyarakat Harus Dibuat Percaya Pada Upaya Pemerintah
Tribunnews/Herudin
Warga menjalani vaksinasi Covid-19 di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Bunga Rampai 3, Jakarta Timur, Jumat (9/7/2021). Vaksinasi Covid-19 itu menggunakan mobil vaksin keliling yang belum lama diluncurkan oleh Pemprov DKI Jakarta. Terdapat 16 mobil vaksin keliling yang beroperasi di Jakarta. Dengan mobil vaksin keliling, dapat mempercepat vaksinasi Covid-19 sehingga cepat mencapai herd immunity alias kekebalan komunitas. Tribunnews/Herudin 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tokoh Kemanusiaan yang juga Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (PMI) Sudirman Said menyebut, pandemi Covid-19 yang saat ini meluas dan bencana tsunami di Aceh memiliki kesamaan dalam konteks penanganan krisis.

Namun, ada tantangan berbeda yang harus bisa dilalui di masa lalu dan masa sekarang.

Menghadapi situasi krisis, memerlukan kecepatan dan fleksibilitas dalam penanganannya. Pemerintah bahkan telah menyusun banyak langkah agar segera terbebas dari krisis pandemi.

Sudirman pun bercerita bagaimana dirinya ikut menanggulangi krisis bencana di Aceh-Nias. Sudirman merupakan salah satu penyusun konsep Badan Rekontruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias.

Dia menilai masalah dan tantangan pada penanganan tsunami Aceh berbeda dengan wabah Covid-19 saat ini.

Pada krisis bencana Aceh-Nias, relawan PMI serta para psikolog menangangi psikososial. Kala itu, sekolah banyak yang ambruk dan sebagian anak-anak tidak bisa belajar di kelas.

Baca juga: Pelanggar PPKM Darurat Diancam Pasal Pidana UU Kekarantinaan dan KUHP

"Jadi memberi semacam social healing. Membangkitkan dari trauma setelah menyaksikan gelombang tsunami dan gempa terus menerus," ujar Sudirman saat dihubungi di Jakarta.

Baca juga: Komite Keamanan Obat Eropa: Vaksin Pfizer dan Moderna Berisiko Munculkan Peradangan Jantung

Berita Rekomendasi

Tidak mudah untuk meredakan rasa trauma yang dihadapi korban bencana. Sebab, setahun pertama hampir tiap pekan ada gempa susulan.

Menurutnya, menjaga semangat dan kegembiraan anak anak yang di pengungsian menjadi PR tersendiri.

"Karena mereka berbulan bulan bahkan ada yanh bertahun tahun di pengungsian, menunggu giliran dapat rumah," kata Sudirman Said.

Para relawan pun membangun sekolah-sekolah darurat dengan tenda atau bangunan seadanya. Ada kebersamaan yang dibangun.

Peran para relawan psikolog samgat besar. Anak-anak pun tetap optimis agar bisa beraktivitas seperti biasa.

"Dulu anak-anak tinggal di pengungsian, tapi relatif bisa bebas bergerak. Bermain di luar," bebernya.

Baca juga: Menelusuri Bisnis Surat Swab PCR Palsu, Dibanderol Bandar Rp 100 Ribu, 3 Sindikat Diangkut Polisi

Saat bencana tsunami dulu, sebut Sudirman, para korban juga patuh dengan arahan pemerintah. Namun dalam menghadapi krisis ini, tantangannya berbeda.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas