Ibas Kritik Pemerintah terkait Penanganan Covid-19, Pakar Komunikasi Sebut Ibas juga Tawarkan Solusi
Ibas juga meminta agar dilakukan prioritas percepatan vaksinasi di kota dan di desa atau daerah ekstrem.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menanggapi kritikan Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) terkait penanganan Covid-19 yang dilakukan pemerintah akhir-akhir ini.
Kritikan Ibas menuai tanggapan beragam dari berbagai kalangan, termasuk dari partai politik koalisi pemerintah.
Menurut Hensat, sapaan akrab Hendri Satrio, kritikan Ibas sangat konstruktif dan solutif.
Sebab, selain melakukan kritik Ibas juga memberikan masukan kepada pemerintah, misalnya solusi soal kelangkaan tabung oksigen.
"Tak hanya mengkritik, Ibas juga tawarkan solusi kok. Soal langkanya tabung oksigen, ia menyarankan agar lain kali pemerintah lebih antisipatif. Boleh saja menyumbang tabung oksigen untuk negara lain, tetapi pemerintah harus bisa memastikan kebutuhan dalam negeri terpenuhi saat rakyat membutuhkan. Ini bagus, ada solusi dan dukungan ke pemerintah," kata Hensat kepada wartawan, Minggu (11/7/2021).
Seperti diketahui beberapa waktu lalu, pemerintah menyumbangkan ribuan tabung oksigen untuk India.
Seminggu setelah itu, terjadi kelangkaan tabung oksigen yang mengakibatkan banyak korban yang meninggal akibat tak mendapatkan supplai oksigen yang cukup.
"Betul kata Ibas, kan pandemi ini sudah memasuki tahun kedua. Tidak ada yang mendadak, jadi harusnya bisa diantisipasi," ucap Hensat.
Demikian juga soal vaksin. Hensat yang juga pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI ini menambahkan, Ibas justru memberi solusi yang baik.
Dikabarkan sebelumnya banyak yang masih terpapar virus Covid-19 padahal sudah divaksin lengkap.
Kemudian dalam pernyataannya ia mengatakan, jika vaksin yang sudah digunakan selama ini dianggap kurang manjur, Ibas menyarankan agar pemerintah segera menyediakan vaksin yang lebih baik, dari pada membeli vaksin yang tidak manjur untuk rakyat.
Baca juga: Relawan Nilai Kritikan Ibas Berlebihan Menyebut Failed Nation
Lalu Ibas juga meminta agar dilakukan prioritas percepatan vaksinasi di kota dan di desa atau daerah ekstrem.
"Ibas justru memberi solusi yang baik. Kan diberitakan banyak yang masih terpapar virus Covid-19 padahal sudah divaksin lengkap. Terus, jika vaksin yang sudah digunakan selama ini dianggap kurang manjur, Ibas menyarankan agar pemerintah segera menyediakan vaksin yang lebih baik," ucapnya.
"Daripada membeli vaksin yang tidak manjur untuk rakyat. Lalu Ibas juga meminta agar dilakukan prioritas percepatan vaksinasi di kota dan di desa atau daerah ekstrem. Kan bagus sekali saran dan solusi yang diberikan Ibas. Semoga lebih banyak tokoh mau kasih masukan kritis lagi seperti Ibas, agar cepat selesai krisis ini," lanjutnya.
Diberitakan sebelumnya, Ibas tidak menginginkan Indonesia disebut menjadi negara gagal atau failed nation.
Ibas menyoroti meningkatnya kasus positif Covid-19, termasuk angka kematian yang terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca juga: Ibas Khawatir Indonesia Gagal Tangani Pandemi: PKB Sebut Berlebihan, Gerindra Minta Ibas Hadir Rapat
"Covid-19 makin mengganas. Keluarga kita, sahabat kita, dan orang-orang di lingkungan kita banyak yang terpapar, bahkan meninggal dunia. Sampai kapan bangsa kita akan terus begini? Jangan sampai negara kita disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya," kata Ibas.
Menurut Ibas, kelangkaan tabung oksigen yang terjadi juga menunjukkan lemahnya antisipasi dari pemerintah.
"Bagaimana mungkin tabung oksigen disumbangkan ke negara lain tapi, saat rakyat sendiri membutuhkan, barangnya susah didapat," ucap Ibas yang juga Wakil Ketua umum PD.
Ibas juga mendorong pemerintah segera menyediakan vaksin yang lebih efektif. Menurut Ibas, vaksinasi Covid-19 perlu dipercepat.
"Banyak yang sudah divaksin tetap terpapar varian baru virus ini. Jika vaksin yang sebelumnya digunakan dianggap kurang bagus, pemerintah tak perlu ragu menghadirkan vaksin yang cespleng demi melindungi rakyat. Lakukan prioritas percepatan vaksinasi di kota dan di desa atau daerah ekstrem, sehingga kita bisa hidup normal lagi seperti negara lain, seperti beberapa negara di Eropa, misalnya," kata Ibas.