Ada 1.670 Temuan Informasi Hoaks Seputar Covid-19, Milenial Diajak Waspadai Propaganda di Medsos
Hoaks seputar Covid-19 seputar pandemi dan vaksin Covid-19 dan umumnya beredar di media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan WhatsApp.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama masa pandemi di paruh pertama tahun 2021 ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menyatakan, telah menemukan 1.670 informasi sesat alias hoaks terkait Covid-19 selama periode 23 Januari 2020 hingga 25 Juni 2021.
Berita bohong atau hoaks seputar Covid-19 seputar pandemi dan vaksin Covid-19 dan umumnya beredar di media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan WhatsApp.
Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa Kominfo Prof. Dr. Widodo Muktiyo mengatakan, saat ini ada ancaman baru yaitu propaganda medsos, dan bentuk ancamannya beragam mulai dari provokasi, agitasi, dan juga propaganda.
"Dunia digital menjadi tools tergantung siapa yang menggunakan," ujar Widodo Mukti saat menjadi pembicara di webinar “No Hoax: Vaksin Aman, Hati Nyaman” yang diselenggarakan Kementerian Kominfo bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pelita Harapan (UPH) melalui aplikasi streaming, Rabu (14/7/2021).
Widodo Mukti menekankan, regulasi yang ada harus bisa mengatur dan mengendalikan dunia digital.
Baca juga: Pria Ini Sebar Video Hoaks Warga Meninggal karena Vaksin, Kini Diciduk Polisi, Terancam Bui 6 Tahun
Ia juga mengingatkan kepada masyarakat agar berhati-hati terutama terhadap informasi tentang vaksin. Menurutnya saat ini informasi mengenai vaksin banyak “dibelok-belokkan” dan belum jelas kebenarannya.
Baca juga: Kisah Penangkapan Dokter Lois karena Dianggap Sebar Hoaks Soal Covid-19
“Mari kita selalu ber-husnudzon, berprasangka baik, positive thinking, di dalam menghadapi dunia digital ini, apalagi melawan pandemi Covid yang dari waktu ke waktu sebetulnya kita tidak perlu menyalahkan karena ini adalah kerja bareng kita untuk melawan bersama-sama, jangan cari benar salah,” ujarnya.
Baca juga: Ada 3 Platform yang Digunakan dr Lois Owien Sebarkan Hoaks soal Covid-19
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Kementerian Kesehatan dokter Siti Nadia Tarmizi, M. Epid. mengatakan, berdasarkan analisis situasi, perilaku pencegahan Covid-19 di masyarakat sepanjang masa pandemi belum konsisten dan belum sepenuhnya menjadi bagian dari norma.
Selain itu, tingkat pengetahuan tentang gejala dan penularannya masih rendah.
“Untuk mengetahui dan memeriksakan gejala lebih dini ini penting, dan jangan lagi ada persepsi takut di-Covid-kan, karena kalau kita ada persepsi itu, maka kita tidak bisa memutuskan rantai penularan, kita akan terus menerus mengalami kondisi seperti ini,” jelasnya.
Siti juga menjamin bahwa vaksinasi Covid-19 yang selama ini dijalankan Pemerintah aman.
Dia menjelaskan jika izin penggunaan darurat oleh Badan POM sudah diberikan, itu berarti aspek keamanannya sudah diperhatikan dengan baik oleh Badan POM.
Benedictus A. Simangunsong, S.IP., M.Si., Ketua Prodi Magister Komunikasi UPH mengatakan ada hal-hal yang tidak disadari ketika menggunakan teknologi.
Menurutnya, jika teknologi digital membawa pada aktivitas-aktivitas yang tidak disadari bahwa kita telah memanipulasi orang lain, membuat orang lain tidak menerima informasi dengan tepat dan benar.
Selain itu juga membuat orang lain memberikan gagasan bahwa kebenaran yang akan kita munculkan itu adalah kebenaran dengan cara-cara yang negatif.
“Kita masuk ke era yang namanya post truth, bahwa kebohongan yang diulang terus menerus, itu akan dianggap sebagai kebenaran. Ini yang kemudian menjadikan teknologi atau media menjadi alat yang sangat kuat untuk mempengaruhi orang lain,” ungkapnya.
“Perspektif kita mengenai media akan membantu kita mengenali pilihan yang kita buat, khususnya pada sebuah situasi di mana ketika tujuan media berbeda dengan tujuan diri kita,” bebernya.
“Semakin tinggi tingkat literasi seseorang, semakin mampu melihat berbagai macam dimensi dari konten yang diterima, dan sebaliknya semakin rendah, semakin tidak mampu melihat berbagai macam dimensi dari konten yang diterimanya,” imbuhnya.
Marsefio Sevyone Luhukay, S.Sos., M.Si. (Ketua Prodi Ilmu Komunikasi UPH mengatakan, webinar ini sangat penting digelar sebagai upaya kampanye mengubah mindset orang tentang Covid-19.
"Tetapi juga perilaku orang-orang sekitar kita untuk bisa lebih baik lagi dalam menyikapi apapun secara lebih bijak dan lebih sehat terutama di era digital ini, dan juga mau untuk serta berpartisipasi dalam vaksin,” ujarnya.
Drs. Bambang Gunawan, M.Si., Direktur Informasi dan Komunikasi Polhukam Kominfo menegaskan, upaya-upaya pencegahan dan penanganan penyebaran Covid-19 tidak akan berhasil apabila tidak disertai dukungan masyarakat dalam mensosialisasikan 3M dan vaksinasi sebagai upaya untuk memutus rantai penyebarannya.
Menurutnya generasi milenial sebagai pengguna terbesar internet memiliki peranan yang penting dalam mengkonsumsi, membuat, dan menyebarkan konten-konten positif yang menyejukkan dan menginspirasi untuk kemajuan bangsa.