Demokrat: Setiap Nyawa Berharga, Bukan Sekedar Angka Statistik
Partai Demokrat menegaskan setiap nyawa masyarakat Indonesia sangatlah berharga, dan tidak bisa dilihat sebagai sekedar angka statistik.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat menegaskan setiap nyawa masyarakat Indonesia sangatlah berharga, dan tidak bisa dilihat sebagai sekedar angka statistik.
"Tidak ada yang lebih berharga dari nyawa, seperti yang berulang kali disampaikan oleh Ketum kami, AHY. Setiap nyawa melayang karena covid-19, ada bapak dan ibu, suami atau istri, anak, saudara, sahabat, yang berduka sangat mendalam karena kehilangan orang dekatnya," ujar Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, Selasa (20/7/2021).
"Janganlah kemudian mengecilkan nilai nyawa manusia, dan rasa berduka rakyat Indonesia yang kehilangan, menjadi sekedar angka statistik," imbuhnya.
Baca juga: 1900 Orang di Jakarta Antre Masuk Kamar Perawatan, di Bekasi Tenda Darurat Pasien Covid Dikosongkan
Apalagi, kata Herzaky, kalau kemudian angka itu digunakan untuk meremehkan, merendahkan, nilai nyawa yang hilang atau dianggap lebih sedikit dibandingkan dengan negeri lain.
Menurutnya, hal tersebut sangat tidak punya empati dan sangat tidak bermoral.
"Setiap nyawa sangat berharga," kata dia.
Herzaky lantas mempertanyakan apakah pemerintah dan para pendukungnya saat ini, masih perlu terus menyajikan data yang dianggap menguntungkannya saja, dan agar dianggap punya prestasi.
Karena, kata Herzaky, sangat menyedihkan kalau pola pikir ini yang terus tertanam dan menjadi pedoman dalam bersikap, berperilaku, dan berucap di kalangan pejabat pemerintah.
"Seharusnya pola pikir yang dimiliki adalah bagaimana caranya kita bisa menyelamatkan setiap nyawa dari rakyat Indonesia, dengan cara apapun, agar tidak ada lagi yang perlu hilang karena ketidaksigapan dan ketidaksiapan pemerintah dalam menangani pandemi ini. Bukan malah sibuk mematut diri dan mencari pembenaran, bahkan mengklaim prestasi di tengah situasi genting seperti ini. Sangat tidak patut," jelasnya.
Baca juga: Berkendara Tanpa Helm dan Diberhentikan Polisi, Pria Diduga ODGJ Ngaku Punya Kekuatan Tenaga Surya
Dia mencontohkan karena ketakutan angka positif terus meningkat, misalnya, lalu kemudian meredam atau mengurangi jumlah tes.
Hal tersebut disebut Herzaky ibarat menyembunyikan permasalahan, bukan berusaha menyelesaikan masalah.
Maka tak mengherankan, kata Herzaky, kalau kebijakan dan penanganan pandemi Covid-19 yang ditempuh pemerintah, tak pernah membuahkan hasil baik jika pola pikir ini yang melekat.
Karena semua itu dinilai bukan untuk menyelesaikan persoalan, melainkan agar tampak bagus dan baik-baik saja di publik, padahal Indonesia sedang darurat covid-19 saat ini.
Baca juga: Warga Mojokerto Ditemukan Tewas di Kebun Kangkung, Leher dan Dadanya Menghitam
"Terlalu banyak nyawa tenaga kesehatan yang telah melayang, karena menangani pandemi ini dengan sangat serius. Jangan biarkan nyawa mereka yang telah melayang, pengorbanan, dan kelelahan yang melanda para tenaga kesehatan dan pejuang garda terdepan covid-19 lainnya tersia-siakan," ungkapnya.
"Mari hentikan sikap anggap remeh covid-19, dan segala bentuk pencitraan saat menangani covid-19. Jangan menyulut kontroversi dengan pernyataan-pernyataan yang tidak perlu, hanya untuk mengalihkan perhatian publik dari situasi krisis sebenarnya yang sedang kita hadapi. Situasi sedang tidak baik, dan kita perlu aksi serius. Segera," tandasnya.