Ketika Salim Segaf Berdialog dengan Presiden Republik Ijo Tomat
Pertemuan berlangsung sekitar dua jam dan Syakir serta seluruh krunya dites-swab dulu untuk memastikan kesehatan.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah pertemuan dan percakapan langka terjadi antar dua generasi berbeda era. Ketua Majelis Syura PKS, Salim Segaf berdialog dengan influencer muda Syakir Daulay yang memproklamasikan diri sebagai Presiden Republik Ijo Tomat (Ikatan Jomblo Terhormat).
Pertemuan terjadi di kediaman Salim Segaf, kawasan Pejaten, Jakarta Selatan.
“Assalamu’alaiku teman-teman semua, hari ini Syakir bertemu dengan salah seorang tokoh panutan, seorang Doktor (dalam bidang ilmu syariah), Habib juga dan politisi-negarawan,” sapa Syakir, dalam keterangan tertulis, Rabu (21/7/2021).
Pertemuan berlangsung sekitar dua jam dan Syakir serta seluruh krunya dites-swab dulu untuk memastikan kesehatan. Salim Segaf sendiri menyambut Syakir di teras rumahnya dengan menggunakan masker.
Syakir menyatakan kegembiraannya bertemu langsung dengan Dr. Salim karena selama ini cuma mendengar di media massa dan media sosial tentang sosok Menteri Sosial RI (2009-2014) dan Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi dan Kesultanan Oman (2005-2009) itu.
Bincang santai dilakukan di paviliun rumah nan asri dikelilingi taman dan kolam kecil, serta suara burung nuri.
Baca juga: Mengharu Biru, Hanya 327 Orang Indonesia Bisa Berhaji Tahun ini ke Tanah Suci
Dalam ruangan tercium wangi kesturi, sedang pintu dibiarkan terbuka agar masuk udara segar. Ada purifier (penyegar udara) bikinan kampus dalam negeri yang menyedot virus dan partikel lain.
Baca juga: Syakir Daulay Cerita Momen Rey Mbayang dan Dinda Hauw Umumkan Rencana Menikah
Topik perbincangan keduanya adalah tentang bagaimana mengisi masa muda dan panduan qurban di masa pandemi. Salim Segaf menamatkan Sekolah Dasar di kota Solo, Jawa Tengah dan Sekolah Menengah Pertama/Atas di kota Palu, Sulawesi Tengah.
Baca juga: Kasus Besar yang Pernah Ditangani Mohammad Assegaf: Bela Antasari Azhar hingga Keluarga Soeharto
“Masa muda saya seperti anak-anak muda lain, tapi semangat belajar luar biasa. Saya meneruskan kuliah ke Madinah Islamic University pada usia 18 tahun. Program S1 (sarjana), S2 (pasca sarjana) hingga S3 (doktoral) saya selesaikan di Madinah,” papar Salim menjawab Syakir yang kepo.
Baca juga: Respons PKS Sikapi Hasil Survei Voxpol Center: Jadi Modal Capreskan Salim Segaf Al Jufri
Setelah belajar di negeri yang jauh, Salim memutuskan untuk kembali ke Tanah Air bergelut dalam dunia pendidikan.
"Tidak buka bisnis travel haji dan umrah seperti kebanyakan orang?” tanya Syakir.
Salim lantas menampiknya, sebab passion dirinya ternyata di dunia pendidikan dan aksi kemanusiaan.
“Kakek saya kan mendirikan Perguruan Al-Khairaat yang mengelola sekolah/madrasah lebih dari 1.400 di kawasan timur Indonesia. Saya terinspirasi oleh perjuangan beliau,” ungkap Salim.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.