Ketum PBNU Kecam Gerakan Politik untuk Lengserkan Jokowi, Singgung Pengalaman Pahit soal Gus Dur
Ketua Umum PBNU mengecam gerakan politik untuk melengserkan Presiden Jokowi, singgung pengalaman pahit soal Gus Dur.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
"Kita nggak melakukan langkah hukum, kita tahu mereka hanya bercanda kepada dirinya sendiri."
"Rakyat kan sekarang sudah banyak yang sadar, betapa mereka mau antre minta vaksin, dulu mau di tes swab antigen saja lari-lari, sekarang pada rebutan antre," jelasnya.
Mahfud pun heran dengan anggapan pemerintah yang ikut terkena hoaks seruan aksi 'Jokowi End Game'.
Padahal, pemerintah sudah tahu tidak akan terjadi demo lantaran pelaku penyebar hoaks hanya iseng.
Mahfud menjelaskan, ada tujuh orang yang menjadi dalang di balik aksi seruan 'Jokowi End Game' dan mereka telah meminta maaf.
"Kemarin ada yang mengatakan pemerintah berlebihan mau menghadapi demo, tapi ternyata demonya tidak ada. Siapa yang berlebihan? Kita tahu bahwa demo tanggal 24 Juli 2021 tidak akan ada."
"Kita sudah tahu karena tidak ada yang pegang komando, itu gampang untuk menemukan siapa yang menyebarkan. Alat di Polri ada, di BIN ada, di TNI ada, semuanya sudah ada, siapa yang penyebar pertama itu dicari dari situ."
"Ternyata hanya iseng, ada 7 orang, kita tanya, mereka mengatakan 'kami hanya iseng' lalu minta maaf," ungkap mantan Ketua MK ini.
"Makanya tanggal 24 Juli kita tidak mengerahkan tentara dimana pun, polisi dimana pun, karena kita tahu nggak ada apa-apa," tambah Mahfud.
Baca juga: Ajakan Demo Jokowi End Game Diduga Dilakukan oleh Orang Lama yang Ingin Berkuasa
Mahfud menjelaskan, seruan tersebut hanya diprovokasi oleh orang-orang iseng.
Kemudian, provokasi tersebut tidak terencana dengan matang sehingga tidak ada pengikutnya.
"Ini cuma diprovokasi oleh orang-orang iseng, menurut saya, tidak terencana dengan matang, tidak ada pengikutnya tapi disebar."
"Lalu dipanas-panasi oleh beberapa akun yang ingin membuat pemerintah disalahkan," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Maliana)