Jubir Vaksinasi : 21,2 Juta Dosis Vaksin Sinovac akan Digunakan Agustus
21,2 juta vaksin setengah jadi Sinovac yang tiba pada Selasa siang kemarin akan dialokasikan untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19 pada Agustus.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 21,2 juta vaksin setengah jadi Sinovac yang tiba pada Selasa siang kemarin akan dialokasikan untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19 pada Agustus mendatang.
“Alhamdulillah kita terima vaksin Sinovac 21,2 juta dosis dalam bentuk bulk. Ini merupakan dosis terbesar yang pernah kita terima dan akan digunakan pada bulan Agustus untuk akselerasi vaksinasi,” terang Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid pada Dialog yang disiarkan di FMB9ID_IKP, Selasa (27/7).
Ia mengatakan hingga 26 Juli 2021, total ada 63 juta dosis vaksinasi telah disuntikkan, 45 juta dosis pertama dan 18 juta vaksin dosis kedua.
"Cukup banyak yang sudah disuntikkan. Targetnya kita akan berikan vaksinasi kepada 208,2 juta orang, dari semula 181,5 juta, karena ada penambahan penerima vaksin golongan usia 12-17 tahun,” ujarnya.
Baca juga: Kertas Bekas Hasil Swab Positif Jadi Bungkus Gorengan di Depok, Dinkes dan Polisi Angkat Bicara
Vaksin yang tiba dalam bentuk setengah jadi (bulk), akan diolah dulu oleh PT. Biofarma dalam waktu 2 minggu, dan setelah jadi akan diperiksa oleh Badan POM untuk memastikan kualitasnya.
“Kurang lebih tersedia 5 juta - 7,5 juta dosis vaksin dari Biofarma setiap minggunya, sehingga nanti akan ada 21,5 juta vaksin yang siap digunakan pada bulan Agustus,” terang perempuan berhijab ini.
Baca juga: Anies : Lebih dari 29 Ribu Orang di Jakarta Masih Isoman, 8.600 Dirawat di Rumah Sakit
Dr. Nadia menambahkan, saat ini pemerintah baru menerima sekitar 30 persen dari kebutuhan total 460 juta dosis vaksin.
“Untuk itu Pemda harus atur prioritasnya. Saat ini distribusi vaksin 50% fokus ke Jawa Bali, dan dari wilayah itu distribusi fokus ke 57 kabupaten kota aglomerasi. Pembagian vaksin bisa tidak sama, karena harus difokuskan ke kabupaten kota yang jumlah kasus dan laju penularannya sangat tinggi,” tuturnya.
--