Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kebutuhan Sangat Tinggi, PKS: Sudah Saatnya Indonesia Produksi Vaksin Sendiri

Terjadi peningkatan impor vaksin sekitar 1.315 persen dibandingkan impor yang sama selama kuartal pertama 2020.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Kebutuhan Sangat Tinggi, PKS: Sudah Saatnya Indonesia Produksi Vaksin Sendiri
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Anak-anak menjalani vaksinasi Covid-19 yang diselenggarakan Forum Bandung Sehat di Gedung Binangkit PKK Kota Bandung, Jalan Sukabumi Dalam, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/7/2021). Vaksinasi Covid-19 dosis pertama yang diikuti sekitar seribu anak se-Kota Bandung usia 12-18 tahun itu sekaligus dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2021. Tribun Jabar/Gani Kurniawan 

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail 

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Ketua Departemen Ekuin, DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Farouk Abdullah Alwyni menilai bahwa saat ini sudah saatnya bagi Indonesia untuk melakukan akselerasi riset dan produksi vaksin nasional.

Produksi vaksin nasional kata dia merupakan sinergi yang tepat dari program kesehatan dan program pemulihan ekonomi nasional. 

Terlebih berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai impor vaksin, termasuk vaksin Covid-19 selama kuartal pertama 2021 adalah senilai 443,4 juta dolar AS atau sekitar Rp6,4 triliun.

Terjadi peningkatan impor vaksin sekitar 1.315 persen dibandingkan impor yang sama selama kuartal pertama 2020.

Baca juga: Tabung Oksigen Terbatas, Menkes Andalkan Impor Oxygen Concentrator sebagai Solusi

"Kebutuhan akan vaksin tentunya akan terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu," katanya Kamis, (29/7/2021).

Baca juga: Inggris Sumbangkan 100 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca ke Seluruh Dunia, Termasuk Indonesia

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa sejak Januari-Juni 2021 Indonesia memiliki 70 juta dosis vaksin dan akan ada kebutuhan tambahan paling tidak 290 juta dosis vaksin selama Juli-Desember 2021.

Baca juga: Pemerintah Impor Remdesivir, Gammaraas, dan Actemra Untuk Obat Terapi Covid-19, Agustus Mulai Masuk

Berita Rekomendasi

Kebutuhan vaksin tersebut untuk program vaksinasi nasional demi terciptanya kekebalan kelompok.

Farouk menilai kebutuhan impor vaksin tersebut belum mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan impor lainnya, seperti alat tes dan masker.

Belum lagi kemungkinan Covid-19 menjadi endemik seperti yang diantisipasi Singapura, yang eksesnya membuat kebutuhan dana untuk vaksinasi akan selalu muncul.

“Melihat dana dan potensi dana yang akan dikeluarkan sedemikian besar, maka sudah waktunya jika program kesehatan juga disinergikan dengan program pemulihan ekonomi nasional, yakni kebutuhan untuk mengakselerasi produksi vaksin nasional,” ujarnya 

Karena itu menurut dia pemerintah perlu mengerahkan seluruh sumber daya untuk merampungkan vaksin dalam negeri.

Saat ini ada dua kandidat vaksin nasional, yaitu vaksin Nusantara dan vaksin Merah Putih, di samping kemungkinan adanya potensi vaksi lainnya.

"Banyak negara sudah mulai memproduksi vaksinnya sendiri," kata dia.

Selain itu kata dia munculnya varian baru virus Covid-19 seperti varian Delta, harus menjadi cambuk semangat bagi pemerintah untuk menggenjot riset dan produksi vaksin dalam negeri.

Efikasi vaksin yang ada  sekarang ini mulai dari Sinovac hingga Pfizer dilaporkan menurun terhadap varian Delta.

“Akselerasi produksi vaksin nasional pada dasarnya bukan saja penting untuk membangun kemandirian kesehatan nasional, tetapi juga akan berdampak besar untuk berkontribusi terhadap perekonomian nasional. Kemandirian vaksinasi dapat mencegah terjadinya capital outflows yang sangat besar untuk impor vaksin,” ujar Farouk.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas