Menkes: Kasus Covid Melonjak karena Disiplin Masyarakat Rendah dan Meluasnya Varian Delta
Menkes menegaskan, jika masyarakat disiplin dalam menerapkan 5M, maka angka positif tidak akan melonjak signifikan.
Editor: Choirul Arifin
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio mengatakan, sampai saat ini jumlah kasus varian Delta Plus yang ditemukan di Indonesia baru terdeteksi satu kasus di Mamuju, Sulawesi Barat.
Pernyataan ini mengoreksi pengumuman sebelumnya yang menyatakan varian Delta Plus telah ditemukan 3 kasus, yaitu satu di Mamuju dan dua kasus di Jambi.
"Pada hari ini ada perubahan berdasarkan kajian molekuler lebih dalam, ternyata Delta Plus itu baru satu, yaitu yang di Mamuju," ujar Amin saat dikonfirmasi Senin (2/8/2021).
"Ternyata yang di Jambi itu harus dikoreksi bukan varian Delta Plus tapi ke kelompoknya varian lokal Indonesia yang B1466.2," ujarnya.
Baca juga: Pejabat WHO Telusuri Sebab Varian Delta Jauh Lebih Menular Dibanding Virus Corona Sebelumnya
Amin, yang juga Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu menyebut varian Delta Plus adalah turunan dari varian Delta.
Namun saat disinggung apakah sifat varian Delta Plus lebih mengkhawatirkan daripada varian Delta, pihaknya belum bisa memberikan bukti yang cukup kuat.
Baca juga: Infeksi Covid-19 di China Melonjak, Penularan Virus di Nanjing Disebut Paling Parah setelah Wuhan
Berdasarkan pengamatan kasus-kasus varian Delta yang ada di Tanah Air, juga belum dapat disimpulkan bahwa varian ini menyebabkan Covid-19 menjadi lebih parah.
"Sejauhnya ini kami belum punya bukti yang cukup kuat. Jumlahnya masih sangat sedikit. Untuk varian Delta pengamatan kasus-kasus yang ada belum secara ilmiah, belum mendukung apakah menyebabkan gejala lebih berat karena kita lihat yang terinfeki varian Delta tidak semua berat," ujar Amin.
"Pasien-pasien gejala berat tidak semua terinfeksi varian Delta. Jadi belum ada hubungan yang kuat," ungksp Amin. (Tribun Network/Fitri Wulandari/Rina Ayu/sam)