Pengecatan Pesawat Kepresidenan Jadi Polemik, Kasetpres: Sudah Direncanakan Sejak 2019
Pihak Istana, melalui Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono pun telah memberi penjelasan.
Editor: Malvyandie Haryadi
"Hari gini masih aja foya-foya ubah warna pesawat Kepresidenan."
"Biaya cat ulang pesawat setara B737-800 berkisar antara USD100 ribu sd 150 ribu."
"Sekitar Rp.1,4 M sd Rp .2.1M," tulis Alvin, Senin (3/8/2021).
Kata pengamat
Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai bahwa perdebatan perubahan warna pesawat kepresidenan BBJ2 terlalu berlebihan dan tidak substansial.
Sebelumnya Ketua Bappilu Demokrat Andi Arif mempertanyakan maksud perubahan warna pesawat kepresidenan dari Biru menjadi Merah, terlebih warna biru tersebut merupakan hasil desain salah seorang Mayor TNI AU saat itu.
"Polemik atau perdebatan masalah warna ini berlebihan bahkan tidak substansial," kata Karyono kepada Tribunnews.com, Rabu (4/8/2021).
Seharusnya, kata dia, yang diperdebatkan adalah masalah perawatan dan keamanan pesawat kepresidenan bukan warnanya.
Baca juga: Demokrat: Harusnya Bangga SBY Beli Pesawat Kepresidenan Setelah 69 Tahun Tidak Punya
Lagipula menurut Karyono, tidak ada yang salah dengan perubahan warna pesawat kepresidenan dari biru menjadi merah putih seperti sekarang ini.
Warna tersebut kata dia merupakan simbol warna negara Indonesia.
Seperti negara lain, kata dia, simbol warna bendera negara diaplikasikan pada pesawat kepresidenannya, misalnya Arab Saudi, Jepang, dan lainnya.
"Saya sudah melihatnya dan cat pesawat itu merah putih, bukan merah seutuhnya atau dominasi merah," kata dia.
Karyono menilai mengidentikan warna Parpol dengan pemerintahan atau simbol kenegaraan terlalu berlebihan.
Lagipula, pemerintah Jokowi-Ma'ruf dan pemerintahan-pemerintahan sebelumnya merupakan hasil koalisi dari sejumlah partai.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.