Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yenny Wahid Ungkap Berbagai Cara Desa Damai Cegah Konflik dan Kekerasan di Wilayahnya

Yenny mencontohkan strategi yang dilakukan para aktor perdamaian di Desa Sidomulyo Kota Batu Jawa Timur.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Yenny Wahid Ungkap Berbagai Cara Desa Damai Cegah Konflik dan Kekerasan di Wilayahnya
Tangkap Layar: Kanal Youtube Wahid Foundation
Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid dalam acara Forum NUSANTARA “Gerakan Nasional Untuk Indonesia Damai, Adil dan Setara” yang disiarkan di kanal Youtube Wahid Foundation pada Selasa (10/8/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid mengungkapkan sejumlah cara yang dilakukan para aktor perdamaian Gerakan Desa Damai dalam mencegah konflik dan kekerasan di wilayahnya baik yang berbasis gender maupun tidak.

Yenny mencontohkan strategi yang dilakukan para aktor perdamaian di Desa Sidomulyo Kota Batu Jawa Timur.

Yenny mengatakan di sana mereka membangun Rumah Ayom.

Hal tersebut disampaikannya dalam acara Forum NUSANTARA “Gerakan Nasional Untuk Indonesia Damai, Adil dan Setara” yang disiarkan di kanal Youtube Wahid Foundation pada Selasa (10/8/2021).

"Selain menjadi wadah bagi perempuan, bagi anak, dan pemuda, hingga yang dewasa untuk belajar, Rumah Ayom juga dikelola oleh Pokja yang membentuk Tim Satgas Perlindungan, Penanganan, dan Pemberdayaan untuk mencegah konflik, radikalisme, dan kekerasan," kata Yenny.

Selain itu Yenny juga mengungkap upaya para aktor perdamaian Desa Damai di Guluk Guluk Sumenep Jawa Timur.

Para aktor perdamaian di sana, kata Yenny, membangun sebuah balai yang dinamai dalam bahasa Madura dan bermakna Balai Bahagia.

Berita Rekomendasi

Balai tersebut, kata dia, didekisasikan bagi warga Guluk Guluk sebagai ruang diskusi dan tempat melapor jika ada kesulitan yang menimpa keluarga.

"Ini adalah bagian dan upaya untuk membangun mekanisme perlindungan terhadap kekerasan. Aktor-aktor di Sumenep membuktikan bahwa anggapan selama ini, Pulau Madura identik dengan kekerasan itu keliru. Di sini mereka justru membuktikan suara pesan perdamaian pesan rahmah bisa dikeluarkan dari Pulau Madura," kata dia.

Membangun mekanisme pencegahan untuk kekerasan dan konflik, kata dia, juga tidak semata-mata langsung menyasar konflik berskala besar. 

Baca juga: Yenny Wahid Beberkan Kiprah Desa Damai Hadapi Pandemi Covid-19

Dalam masyarakat desa, kata dia, konflik yang berbau ideologi dan keyakinan serta stigmatisasi antara kelompok juga nyata terjadi. 

Apalagi, lanjutnya, kalau sudah melibatkan politik yang membawa-bawa agama sehingga menjadi akar perpecahan.


Di Guluk Guluk, kata dia, para aktor perdamaian ternyata juga menyadari hal tersebut.

Mereka, kata Yenny, kemudian membuat Kompolan Esto Damai di Guluk Guluk untuk mengantisipasi konflik kekerasan dalam ajang pemilihan Kepala Desa khususnya tahun ini.

"Tim Pokja yang membangun Kompolan Esto Damai membuat kesepakatan dengan para calon Kepada Desa untuk membuat forum Deklarasi Pilkades Damai. Kedua calon kadesnya membubuhkan tanda tangan dalam perjanjian politik damai yang intinya tidak boleh ada carok, hoax, penghinaan terhadap calon lain hingga mobilisasi massa untuk melakukan kekerasan," kata dia.

Ternyata, lanjut Yenny, pendekatan berbasis kelokalan tersebut efektif untuk membendung konflik di kemudan hari.

Ia berharap agar inisiatif seperti yang diungkapkannya bisa menjadi inspirasi bagi kelompok-kelompok lain. 

"Justru warga desa adalah penjaga perdamaian di desa kita. Justru warga desa yang mungkin oleh orang lain yang sebelumnya dianggap sebelah mata, justru merekalah yang membuat kokoh persatuan dan kesatuan di negara kita," kata Yenny.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas