Petakan Masalah Olahraga di Indonesia, Menpora: Rata-rata Kebugaran Masyarakat di Bawah Standar
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali memetakan masalah-masalah yang dihadapi dunia olahraga Indonesia.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali memetakan masalah-masalah yang dihadapi dunia olahraga Indonesia.
Hasil pemetaan itu menghasilkan 13 masalah yang kerap dihadapi.
Hanya saja, kata Amali, yang menjadi hulu masalah dari semua itu adalah soal kebugaran masyarakat Indonesia.
"Hulunya itu soal kebugaran masyarakat kita. Ternyata hasil survei rata-rata kebugaran masyarakat Indonesia itu dibawah standar kebugaran. Maka bisa kita saksikan, begitu kena pandemi ini, banyak yang tumbang, komorbid dan sebagainya," ujar Amali, saat wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dan News Manager Tribun Network Rachmat Hidayat, Jumat (13/8/2021).
Dari pernyataan Amali, orang dapat dikatakan bugar jika sehari yang bersangkutan minimal melangkah sebanyak 7.000 langkah.
Namun, hasil penelitian yang dikutipnya menyatakan orang Indonesia rata-rata dalam sehari maksimal hanya melangkah antara 3.000-3.500 langkah.
Baca juga: Hanya Raih 5 Medali di Olimpiade Tokyo, Menpora: Kita Masih Bertumpu pada Cabang Olahraga Tertentu
"Bagaimana kita menghasilkan generasi yang bugar dan sehat kalau dari hal paling dasar tidak ada. Dulu kita sebelum masuk kelas (sekolah), kita disuruh senam, dan segar kita. Apakah sekarang masih ada? Sudah nggak ada. Nah hal seperti itu yang kita potret dan membuat tingkat kebugaran masyarakat Indonesia rendah," kata Amali.
Menurut politikus Golkar itu masalah hulu ini harus diselesaikan terlebih dahulu.
Dengan demikian bisa didapatkan bibit-bibit atlet yang sehat dan bugar.
Baru setelah masalah hulu ini selesai, berganti kepada fokus masalah lain.
Baca juga: Ketua DPD RI: Kemenpora Harus Punya Program Masa Tua Atlet
Dia mencontohkan masalah soal tenaga kepelatihan, dan masalah atlet untuk berprestasi jikalau berpikir tentang sekolah.
"Itulah dasar kita membuat desain besar olahraga nasional. Grand desain ini kita buat jangka panjang yang nanti pada saat 100 tahun Indonesia merdeka yaitu tahun 2045, atau pada saat Olimpiade 2044 entah dimana, tetapi ini harus sudah ada. Yang saya maksud dengan desain besar ini adalah pondasi untuk olahraga kita," katanya.