Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BPIP Tuai Kritikan soal Lomba Karya Tulis Bertema Hormat Bendera Menurut Islam, Ini Klarifikasinya

Klarifikasi BPIP soal lomba karya tulis bertema hormat bendera menurut Islam yang sempat tuai kritikan.

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in BPIP Tuai Kritikan soal Lomba Karya Tulis Bertema Hormat Bendera Menurut Islam, Ini Klarifikasinya
Twitter @BPIPRI
Klarifikasi BPIP soal lomba karya tulis bertema hormat bendera menurut Islam yang sempat tuai kritikan. 

TRIBUNNEWS.COM - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) terima kritikan dari sejumlah tokoh politis setelah menggelar lomba karya tulis.

Hal itu lantaran tema karya yang dilombakan, yakni Hormat Bendera Menurut Hukum Islam dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam.

Lomba karya tulis ini diadakan untuk memperingati Hari Santri Nasional 2021.

Dikutip dari pamflet yang diunggah di akun Twitter, @BPIPRI, Rabu (11/9/2021) kompetisi karya tulis ini digelar secara nasional.

Baca juga: Apel Virtual, Sestama BPIP Imbau Pertahankan Predikat WTP: Junjung Tinggi Integritas

Adapun total hadiah bagi peserta karya tulis yang menang sebanyak Rp 50 Juta Rupiah.

Peserta lomba perlu mengumpulkan artikel penulisannya mulai 10 Agustus - 5 Oktober 2021.

BPIP Tuai Kritikan soal Lomba Karya Tulis Bertema Hormat Bendera Menurut Islam, Ini Klarifikasinya
BPIP Tuai Kritikan soal Lomba Karya Tulis Bertema Hormat Bendera Menurut Islam, Ini Klarifikasinya

Tuai Kritikan

Berita Rekomendasi

Melihat tema yang diusung, sejumlah politisi pun melontar kritikan kepada BPIP.

Kritikan pertama datang dari Partai Gerindra, Fadli Zon.

Melalui akun Twitter-nya, @fadlizon, Fadli Zon menilai lomba BPIP ini bisa menimbulkan salah pengertian terhadap Islam.

Ia pun meminta BPIP untuk segera mengganti tema dari kaya tulis yang dilombakan.

Baca juga: PPKM Diperpanjang Lagi, Forum Santri Ajak Masyarakat Ikuti Program Vaksinasi Covid-19

"Tema lomba BPIP ini menunjukkan betapa dangkalnya BPIP memahami Islam dan Pancasila."

"Ini produk Islamophobia akut dan cenderung menuduh Islam mempermasalahkan hormat bendera dan lagu kebangsaan Indonesia Raya."

"Segeralah ganti tema agar tidak memecah belah bangsa," tulis Fadli Zon, Jumat (13/8/2021).

Penyerangan pada Polri berujung 6 pendukung Habib Rizieq Shihab (HRS) tewas ditembak, Fadli Zon beri tanggapan jangan sampai insiden ini menjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), Senin (7/12/2020).
Penyerangan pada Polri berujung 6 pendukung Habib Rizieq Shihab (HRS) tewas ditembak, Fadli Zon beri tanggapan jangan sampai insiden ini menjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), Senin (7/12/2020). (Tangkapan Layar Youtube Fadli Zon)

Sementara itu, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera juga ikut mengkritik soal lomba tersebut.

Mardani Ali menilai tema lomba yang diusung itu aneh dan terkesan tendensius.

"Aneh temanya &terkesan tendensius. Jd buka luka lama saat dikatakan musuh Pancasila itu agama."

"BPIP mestinya menyatukan bukan buat kontroversi," kata Mardani, dikutip dari akun Twitter-nya, @MardaniAliSera, Jumat (13/8/2021).

Baca juga: Kepala BPIP Tanggapi Polemik Paskibraka Sulbar, Hingga Jelaskan Sejarah Paskibraka

Ia pun memberi contoh tema karya yang bisa di lombakan dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional itu.

"Ada ide tema lain yg lebih visioner dlm rangka memperingati Hari Santri Nasional seperti “Pandangan Santri dalam bahaya Perubahan Iklim”."

"Atau “Santri untuk Indonesia bebas korupsi”," imbuhnya.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera. (Tribunnews.com, Chaerul Umam)

Akan tetapi, menurutnya, tema hanya akan memperbaiki permukaan masalah saja.

"Tapi mengubah tema hanya permukaan, paradigma BPIP mestinya menyatukan dan menguatkan peran agama dalam bingkai harmoni."

"BPIP perlu evaluasi total," ujar dia.

Klarifikasi BPIP

Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Romo Antonius Benny Susetyo menjelaskan terkait tema lomba penulisan yang diadakan pihaknya.

Romo Benny menegaskan, BPIP tak ada niat sama sekali membenturkan nasionalisme dan agama.

Terlebih, tema lomba yang diambil yakni hormat bendera menurut hukum Islam dan menyanyikan lagu kebangsaan menurut hukum Islam, semata-mata hanya ingin melihat perspektifnya.

Baca juga: Pandangan BPIP soal Calon Paskibraka dari Sulbar yang Gagal Ikut Diklat di Jakarta

"BPIP tidak ada niat sama sekali untuk membenturkan nasionalisme dan agama," kata Romo Benny saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (13/8/2021).

"Nah, karena hari santri maka nilai-nilai religiusitas itu yang hendak disampaikan. Jadi prespektif Islam dalam hal penghormatan bendera dan cinta tanah air," tambahnya.

Romo Benny mengatakan, lomba dengan tema yang serupa akan digelar.

Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susetyo, saat ditemui Tribunnews, usai menghadiri Dialog Tanya Jawab yang digelar di Kantor BPIP, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Selasa (3/9/2019).
Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susetyo, saat ditemui Tribunnews, usai menghadiri Dialog Tanya Jawab yang digelar di Kantor BPIP, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Selasa (3/9/2019). (Fitri Wulandari/Tribunnews.com)

Yakni, untuk melihat perspektif Kristen, Hindu, Budha, dan Konghucu.

Ia juga menjelaskan, lomba ini bagian dari mengimani dalam memperkuat nasionalisme.

Jadi nilai keagamaan untuk memperkuat cinta pada tanah air.

"Kalau kita mencintai bangsa dan tanah air kita, bagian dari iman itu," ucapnya.

Baca juga: Jelang HUT Kemerdekaan RI, Kepala BPIP Beberkan Paskibraka dan Makna Dibalik Simbol-simbolnya

Romo Benny mengatakan, dari tema lomba tersebut, BPIP ingin mengajak generasi muda untuk mengayati nilai-nilai keagamaan untuk memperkuat cinta pada tanah air.

Bahkan, lanjutnya, banyak anak-anak muda mampu mengakualisai sehingga pesertanya cukup banyak yang ikut dalam lomba ini.

Ia pun menyebut, BPIP sangat berterima kasih atas masukan seluruh pihak terkait tema lomba penulisan artikel tingkat nasional ini.

"Ini semua masukan yang bermanfaat kok dan diterima oleh BPIP. "

"Dan banyak terima kasih terhadap respons yang cukup, mereka berarti memiliki BPIP," ungkapnya.

(Tribunnews.com/Shella Latifa/ Fransiskus Adhiyudha)

Sumber: TribunnewsWiki
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas