Fadli Zon Tuding Lomba Artikel BPIP Islamophobia, PSI: Kurang Arif dan Berpikir Mundur
Nanang Priyo Utomo, menyatakan pernyataan Fadli Zon tersebut sulit dimengerti, kurang arif, dan mengindikasikan kemunduran.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Gerindra Fadli Zon menyebut lomba menulis artikel bertema 'Hormat Bendera Menurut Hukum Islam' yang digelar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sebagai produk islamophobia.
Juru Bicara DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Nanang Priyo Utomo, menyatakan pernyataan Fadli Zon tersebut sulit dimengerti, kurang arif, dan mengindikasikan kemunduran.
“Tema hormat bendera menurut Islam justru mencerminkan bahwa BPIP ingin menyosialisasikan bahwa ajaran hormat bendera itu tidak bertentangan dengan Islam. Kalau BPIP ini islamophobia, takut dengan ajaran Islam, mereka justru tidak akan memilih tema tersebut,” kata Nanang, Sabtu (14/8/2021).
Baca juga: BPIP Tuai Kritikan soal Lomba Karya Tulis Bertema Hormat Bendera Menurut Islam, Ini Klarifikasinya
Nanang mengingatkan dalam setiap kegiatan, BPIP mempunyai tujuan menguatkan ideologi Pancasila.
“Ketika mereka memilih tema kegiatan, pasti yang menguatkan Pancasila. Tidak mungkin yang melemahkan. Pak Fadli Zon seharusnya lebih arif dalam memahami persoalan ini,” lanjut Nanang.
Dalam tweetnya, Fadli menulis “Tema lomba BPIP ini menunjukkan betapa dangkalnya BPIP memahami Islam dan Pancasila. Ini produk Islamophobia akut dan cenderung menuduh Islam mempermasalahkan hormat bendera dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Segeralah ganti tema agar tdk memecah belah bangsa.”
Kemudian, kata Nanang, pembahasan tentang Pancasila dan Islam itu kan sudah selesai.
Dari masa ke masa, sudah disepakati kita semua bahwa Islam dan Pancasila tidak saling menafikan, tidak saling meniadakan.
“Ketika orang menjalankan ajaran Islam itu tidak bertentangan dengan Pancasila, orang yang mengamalkan Islam tidak bertentangan dengan agama Islam," kata Nanang.
"Pembahasan itu sudah selesai bertahun-tahun yang lalu. Kita menyayangkan seorang wakil rakyat seperti Pak Fadli Zon justru sekarang berpikir mundur. Masih mempersoalkan Pancasila dengan Islam,” ujar kader Nahdlatul Ulama (NU) ini menambahkan.
Nanang menyarakan, secara substansi dan nilai, tak ada masalah sama sekali dengan tema lomba BPIP tersebut.
“Nah, bila ada redaksi atau pilihan kata yang tidak tepat, seharusnya Pak Fadli Zon sebagai wakil rakyat lebih memilih jalan komunikasi dengan pihak yang dimaksud, yaitu BPIP. Bukan langsung men-judge ini Islamophobia, terus disebarkan ke masyarakat. Pak Fadli kurang arif karena bisa menimbulkan keresahan di masyarakat,” tambah Nanang.
Terakhir, Nanang mengajak semua pihak untuk menjaga kondisi politik nasional tetap sejuk, tetap baik, dan tak melemparkan pernyataaan kontroversial atau memanas-manasi suasana.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.