Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Surat Terbuka Haidar Bagir untuk Nadiem Makarim, Ingatkan Bahaya Learning Loss

Surat terbuka tersebut berisikan kritik terhadap program yang dicanangkan Nadiem sebagai Mendikbud Ristek.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Willem Jonata
zoom-in Surat Terbuka Haidar Bagir untuk Nadiem Makarim, Ingatkan Bahaya Learning Loss
ganaislamika.com
Haidar Bagir, Presiden Direktur Kelompok Mizan, penulis buku-buku tentang Tasawuf, dan dai Islam Cinta. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Kelompok Mizan Haidar Bagir menyampaikan surat terbuka kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim.

Surat terbuka tersebut berisikan kritik terhadap program yang dicanangkan Nadiem sebagai Mendikbud Ristek.

Yang paling pertama, kritik mengenai kebijakan merdeka belajar yang dibuat oleh Nadiem.

Ia menuturkan program merdeka dalam belajar belum menjangkau sektor pendidikan yang masih belum memiliki infrastruktur yang memadai. Hal ini yang menjadi masalah utama kebijakan tersebut.

"Kesannya, program ini baru bisa menjangkau satuan pendidikan, organisasi, kampus, guru, kepala sekolah dan pemangku kepentingan lain yang kebetulan sudah memiliki kesiapan infrastruktur, Apalagi sebagian besar programnya masih akan dilakukan secara daring," kata Bagir sebagaimana dikutip Tribunnews dari lazuardi.sch.id dalam artikel Surat Cinta Untuk Mas Nadiem Makariem, Minggu (15/8/2021).

Baca juga: Mendikbudristek Nadiem Minta Pelajar yang Masih PJJ Tetap Bersabar Hadapi Pandemi 

Baca juga: Kata Maudy Ayunda Soal Privilege dan Pendidikan di Indonesia

Tak hanya itu, Bagir menyebutkan pendidikan Indonesia mengalami ancaman learning loss. Khususnya, bagi para pelajar yang berada di wilayah pedesaan dan daerah yang secara infrastruktur kurang memadai.

Berita Rekomendasi

Namun, ia memahami bahwa Nadiem telah membuat sejumlah terobosan untuk mengatasi ancaman learning loss tersebut. Namun, ada kekhawatiran terkait efektivitas program yang telah berjalan tersebut.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim (screenshot)

"Ada kekhawatiran beragam program ini lebih bersifat ad-hoc yang belum bisa dipastikan efektivitasnya. Gaungnya sebatas yang saya ketahui tidak sekuat program Merdeka Belajar.  Padahal menurut hemat saya, penguatan Belajar Dari Rumah (BDR)/Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) untuk mengantispasi learning loss inilah yang paling mendesak dan tidak bisa ditawar," ungkap dia.

Baca juga: Survei: Optimisme Generasi Muda Terhadap Pendidikan Tinggi dan Kebudayaan

Selain itu, Bagir juga mengkritik pendidikan di sektor pendidikan khusus hingga sikap Nadiem yang tidak sowan kepada organisasi masyarakat untuk mengetahui perspektif pendidikan nasional.

Adapun surat terbuka lengkap Direktur Utama Kelompok Mizan, Haidar Bagir kepada Nsdiem Makarim, sebagai berikut:

'Apa kabar, Mas? Semoga bersama keluarga, dan keluarga besar Kemendikbud Ristek, senantiasa sehat wal afiat dan terus dikaruniai kekuatan dalam menjalankan tugas sehari-hari. Tentu penuh dinamika, menjalankan 'kapal besar' Kemendikbud Ristek dalam terpaan gelombang pandemi Covid-19 saat ini. Namun saya yakin, Mas Nadiem akan bisa melaluinya dengan baik.

Mas Nadiem yang terhormat, program Anda yang bernama 10 episode Merdeka Belajar adalah program yang brilian. Bukan basa-basi: komprehensif, dan fundamental. Terkait dengan itu, Mas Nadiem dan tim pasti sudah mempertimbangkan faktor keberagaman lembaga-lembaga pendidikan yang tersebar jauh antara Sabang dan Merauke, yang menjadi sasarannya. Namun, tampaknya hal ini masih perlu dipastikan. Kesannya, program ini baru bisa menjangkau satuan pendidikan, organisasi, kampus, guru, kepala sekolah dan pemangku kepentingan lain yang kebetulan sudah memiliki kesiapan infrastruktur, apalagi sebagian besar programnya masih akan dilakukan secara daring.

Mas Nadiem, tak perlu saya tegaskan bahwa dalam situasi pandemi saat ini, kita bersama memiliki kekhawatiran akan ancaman learning loss, terutama untuk anak-anak kita di wilayah akar rumput, pedesaan, daerah 3T, anak-anak dari keluarga kurang mampu, maupun anak-anak di perkotaan yang bersekolah di satuan pendidikan yang tidak memiliki sumber dana dan sumber daya mencukupi, yang sesungguhnya merupakan sasaran terbesar program pendidikan di negeri kita.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas