Yenny Wahid Sarankan Garuda Migrasikan Sistem IT dari GDS ke NDC: Bisa Hemat Rp 1 Triliun Setahun
Yenny Wahid menyarankan Garuda untuk melakukan migrasi sistem IT untuk mengatasi krisis yang dialami perusahaan pelat merah itu.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Komisaris Independen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Yenny Wahid menyarankan Garuda untuk melakukan migrasi sistem IT untuk mengatasi krisis yang dialami perusahaan pelat merah itu.
"Salah satu hal yang kemarin saya minta fokus itu saya minta ada migrasi sistem IT kita," ujar Yenny, saat wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dan News Manager Tribun Network Rachmat Hidayat, Senin (16/8/2021).
Yenny beralasan sistem IT yang digunakan Garuda Indonesia saat ini masih terlalu mahal.
Diketahui, Garuda Indonesia menggunakan sistem IT bernama Global Distribution System (GDS).
"Karena sistem IT Garuda menurut saya masih terlalu mahal dan ini hubungannya sama passenger service system kita. Jadi kita memakai sistem IT yang namanya GDS itu agak mahal sewanya," jelasnya.
Padahal, kata Yenny, sudah banyak maskapai penerbangan lain yang sudah mulai beralih dari GDS menuju sistem IT bernama New Distribution Capability (NDC).
Baca juga: Cerita Yenny Wahid Soal Pengorbanan Awak Kabin: Rela Dirumahkan Demi Garuda Tetap Mengudara
Dia mengatakan sistem IT NDC lebih efisien dari GDS serta lebih memberikan proteksi data pelanggan pengguna maskapai.
"Sistem baru yang lebih efisien dan lebih memberikan proteksi data pelanggan dan data pelanggan menjadi milik data airlines, itu namanya New Distribution Capability (NDC)," kata Yenny.
Lebih lanjut, Yenny menegaskan dirinya berusaha mengusahakan migrasi sistem IT Garuda Indonesia ke NDC lantaran diyakini bakal menghemat sebanyak Rp1 triliun dalam setahun.
"Itu saya lakukan push memang, kalau bisa diubah, migrasinya berhasil itu penghematannya bisa Rp1 triliun setahun. Lumayan banget kan Rp1 triliun setahun, (kalau untuk) beli bakso ya tiga lapangan penuh," kata Yenny lalu tertawa.
Pengorbanan Awak Kabin
Dalam kesempatan tersebut, Yenny Wahid pun mengaku sangat terharu melihat sejumlah pengorbanan yang dilakukan karyawan Garuda, terutama awak kabin.
Yenny merujuk kepada pengakuan beberapa awak kabin yang rela dirumahkan dan tidak digaji demi Garuda tetap mengudara.