Kemendikbudristek Fasilitasi Insan Vokasi Masuk Industri 4.0
Program Bridging Course Vokasi bisa membantu meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris para insan vokasi.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dan Direktorat Mitras DUDI memfasilitasi para insan vokasi untuk mengasah kemampuannya menyambut industri 4.0.
Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan Kemendikbudristek Abdul Kahar menyebut pada masa mendatang akan lahir beberapa jenis pekerjaan baru yang membutuhkan kompetensi baru.
Melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Kahar mengatakan negara berkomitmen untuk mendukung peningkatan kualitas dan kapasitas insan vokasi.
"Pada tahun 2021 ini Kemendikbudristek dan LPDP bekerja sama meluncurkan Merdeka Belajar Episode 10, perluasan program LPDP dalam wadah Beasiswa Pendidikan Indonesia," tutur Kahar melalui keterangan tertulis, Kamis (19/8/2021).
Kahar menjelaskan, salah satu program beasiswa hasil kerja sama antara Kemendikbudristek dan LPDP adalah Program Bridging Course Vokasi Tahun 2021.
Program ini merupakan program kursus intensif persiapan atau pembekalan kompetensi bahasa dan akademik pendukung terstruktur untuk insan vokasi.
Melalui program ini agar mampu memenuhi persyaratan untuk diterima di jenjang pendidikan yang lebih tinggi pada perguruan tinggi di luar negeri.
Melalui program ini insan vokasi mendapatkan penguatan kemampuan Bahasa Inggris dan keterampilan akademik pendukung.
Penyelenggaraannya secara terstruktur serta pendampingan profesional agar bisa mendapatkan Letter of Accaptance (LoA) pada perguruan tingga impiannya.
Baca juga: Kemendikbudristek Beri Kursus Pembekalan Insan Vokasi untuk Studi di Luar Negeri
Sehingga ketersediaan insan vokasi yang memenuhi kualifikasi untuk melanjutkan studi ke program S2/S3 dapat meningkat.
Abdul Kahar mengungkapkan, jumlah pengaju beasiswa dosen vokasi ke LPDP masih kurang dari kuota yang disediakan.
Jumlah dosen vokasi yang mengajukan beasiswa studi lanjutan (S2 dan S3) ke universitas dalam negeri adalah 164 pendaftar dari kuota 300 pendaftar.
Sedangkan dosen vokasi yang mendaftar untuk studi lanjutan ke luar negeri hanya 42 pendaftar dari kuota 250 pendaftar.
"Dari data di sistem, saya melihat kendala teman-teman adalah bahasa. Kemampuan berbahasa Inggris mereka masih kurang sehingga mereka tidak percaya diri. Ini persoalan yang mendasar sehingga saya menyambut baik apa yang dilakukan oleh teman-teman Ditjen Pendidikan Vokasi," ungkap Kahar.
Abdul Kahar menilai Program Bridging Course Vokasi bisa membantu meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris para insan vokasi.
Program ini ditujukan untuk dosen dan nondosen mencakup guru dan tenaga kependidikan SMK, instruktur LKP, widyaiswara di lingkungan Ditjen Diksi.
Maupun masyarakat umum yang memiliki kontribusi langsung pada pendidikan vokasi dan berencana melanjutkan studi S2/S3 ke luar negeri.