Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pertumbuhan Ekonomi RI Positif, Jumlah Penerima Jaring Pengaman Sosial Diharapkan Turun

pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2021 cukup positif. jumlah masyarakat penerima program jaring pengaman sosial diharapkan turun.

Editor: Sanusi
zoom-in Pertumbuhan Ekonomi RI Positif, Jumlah Penerima Jaring Pengaman Sosial Diharapkan Turun
Tribunnews.com/Reza Deni
Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Wihadi Wiyanto 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah masyarakat penerima program jaring pengaman sosial diharapkan menurun.

Harapan itu cukup beralasan, karena pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2021 cukup positif, yakni 7,07 persen.

Baca juga: Cairkan Dana Bantuan UMKM Rp 1,2 Juta Tanpa Perlu Antre, Akses eform.bri.co.id/bpum

"Saya kira dengan pertumbuhan ekonomi yang positif, yang menerima jaring pengaman sosial akan menurun. Saya kira itu yang bisa dilihat secara positif," kata Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Wihadi Wiyanto dalam pernyataannya, Kamis (19/8/2021).

Pemerintah mengalokasikan anggaran perlindungan sosial tahun 2022 sebesar Rp 427,5 triliun.

Anggaran tersebut turun 12,4 persen dari outlook anggaran perlindungan sosial tahun 2021 sebesar Rp 487,8 triliun.

Wihadi mengatakan, penurunan anggaran perlindungan sosial tidak perlu direspons negatif.

BERITA TERKAIT

"Anggarannya juga masih cukup besar kok," ujarnya.

Wihadi menilai anggaran perlindungan sosial yang dialokasikan pemerintah untuk tahun 2022 masih positif.

Baca juga: Realisasi Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional Capai 43 Persen, Ini Sebarannya 

Bahkan, menurut dia, anggaran perlindungan sosial di tahun 2022 masih cukup tinggi kenaikannya dibandingkan tahun 2020, sebesar Rp 233,69 Triliun.

"Kenapa tahun 2021 lebih tinggi dibandingkan 2022? Karena memang pada saat itu masanya adalah masa pandemi," kata Wihadi.

Menurut dia, pelaksanaan program perlindungan sosial sering banyak masalah, seperti penerima ganda dan pemotongan oleh oknum di lapangan.

Pemerintah sudah mengatasi masalah-masalah tersebut. Wihadi yakin selanjutnya Kementerian Sosial bisa lebih efektif menjalankan program tersebut dengan sistem yang langsung kepada masyarakat.

"Jadi tidak lagi melalui pihak ketiga, melalui dinas-dinas yang mungkin juga bisa melakukan pemotongan," kata Wihadi.

Baca juga: Cara Dapat Kuota Internet Gratis dan Bantuan UKT Tahun 2021, Segera Cair September Mendatang!

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan belanja pemerintah dalam RAPBN 2022 memang ditujukan untuk kesehatan dan bantuan sosial.

Tentu kesehatan penting. Namun bantuan sosial yang diperluas, dalam hal ini untuk membantu yang mengalami hardship, sektor pangan dan pendidikan, serta membantu yang mengalami tekanan di sektor tenaga kerja.

"Jadi sosial safety net atau jaring sosial pengaman kita di ekspansi baik dari jumlah penerimanya maupun manfaat penerimaannya," ujar Menkeu.

Konsumsi masyarakat diharapkan tetap menjadi komponen utama yang mendukung kinerja ekonomi dengan didukung penguatan dan penyempurnaan program perlindungan sosial secara efektif dan tepat sasaran bagi masyarakat miskin dan rentan miskin agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.

Sementara itu, konsumsi pemerintah akan diarahkan untuk pelayanan publik yang efisien disertai upaya memperkuat spending better.(Willy Widianto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas