Neuroscience Jadi Salah Satu Solusi Menjalankan Misi Ubah Orang Lain dan Lingkungan Jadi Baik
Tema yang diusung leading with Foresight to Real Normal berbasis NeuroLeadership yang bertujuan membangun kolaborasi dan ruang diskusi bagi leaders
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Neuro Leadership Indonesia (NLI) Institute sebagai Lembaga non profit yang bergerak di bidang pendidikan dan pengembangan kepemimpinan berbasis kinerja otak (Neuroscience) yang dibantu oleh para Faculty Member Academy Neuroleadership Indonesia Institute, menyelenggarakan NeuroLeadership Forum 7 (NLF-7).
NLF-7 diselenggarakan pada hari Kamis, 19 Agustus 2021 pukul 9.00-12.30 WIB melalui Live streaming melalui YouTube channel “NeuroLeadership Indonesia Institute” dengan menggunakan platform zoom yang diikuti kurang lebih 70 peserta .
Tema yang diusung NLF-7 adalah leading with Foresight to Real Normal berbasis NeuroLeadership yang bertujuan membangun kolaborasi dan ruang diskusi bagi para leaders lintas sektor dan disiplin, menciptakan Insights menggerakkan aksi bangkit dari pandemi Covid-19.
Kemudian menggunakan kepemimpinan visioner berbasis neuroscience dan merapatkan barisan dan Visi kedepan menuju Indonesia Tangguh & Bertumbuh.
Sejumlah tokoh menjadi pembicara dalam pertemuan yang berlangsung 2 sesi ini.
Baca juga: NasDem Papua Barat Kecewa Acara Vaksinasi Dibubarkan, Seharusnya Didukung untuk Memerangi Pandemi
Muhammad Edhie Purnawan, Ph.D., Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia mengatakan, survey yang dilakukan Wellbeing @Work Survey 2020 tentang kepemimpinan pada saat Pandemi Covid-19, mendapatkan hasil mengenai adanya tantangan, perasaan yang dialami selama pandemic dan dukungan yang paling menguntungkan perusahaan.
Dari survey tersebut ditemukan adanya 3 tantangan organisasi teratas, yaitu isu dengan moral karyawan, pengurangan pengeluaran dan PHK karyawan.
Hal ini karena perusahaan mengalami kesulitan di saat pandemi, sehingga produktivitas perusahaan menurun sementara biaya operasional tidak turun secara signifikan.
Kondisi ini menuntut para leader di perusahaan untuk melakukan berbagai inovasi untuk menjawab tantangan ini.
Edhie menjelaskan tentang Konsep Neuroscience dan Neuroleadership.
Baca juga: Sebelum Ditemukan Tewas Terbakar, Kartini Mengaku Ketakutan karena Diancam akan Dibunuh
Neuroscience diyakini dapt menjadi salah satu solusi untuk menjalankan misi mengubah orang lain dan lingkungan menjadi lebih baik.
Sedang Neuroleadership merupakan konsep yang ditemukan David Rock, Direktur Neuroleadership Institute yang menggabungkan antara neuroscience dan leadership.
"Dalam pengembangannya, neuroleadership dimodelkan dalam model SCARF (status, certainty, autonomy, relatedness and fairness) yaitu sebuah inisiatif global yang menyatukan ahli saraf dan pakar kepemimpinan untuk membangun ilmu baru untuk pengembangan kepemimpinan," kata Edi.
Sementara Taruna Ikrar, Ketua Konsil Kedokteran Indonesia mengatakan, otak memiliki triliunan sel saraf yang terlibat dalam pengambilan keputusan, disinilah dibutuhkan peran Neuroscience.