Ketika Putra Kepala Suku Asal Papua Jadi Prajurit TNI dan Mengajar Anak-anak Dayak di Perbatasan
Prada Yulian Mandacan mengaku bangga bisa bertugas menjadi anggota Satgas Pamtas Yonif Mekanis 643/ WNS.
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Prada Julian Mandacan mengaku bangga bisa bertugas menjadi anggota Satgas Pamtas Yonif Mekanis 643/ WNS.
Ia bersama prajurit lainnya bertugas menjaga perbatasan Indonesia-Malaysia di wilayah Kalimantan.
Aktivitasnya bukan hanya menjaga patok-patok perbatasan saja, tetapi juga harus bisa menanamkan nasionalisme terhadap masyarakat, khususnya anak-anak di wilayah tersebut.
Sehingga, Prada Julian Mandacan bersama prajurit TNI lainnya terkadang harus berperan layaknya seorang guru mengajar anak-anak di perbatasan.
Tak hanya mengajarkan nilai-nilai nasionalisme saja, Prada Julian bersama rekan-rekannya terkadang harus mengajarkan matematika, membaca, dan menulis.
Meskipun begitu, pria asal Manokwari, Papua Barat tersebut mengaku senang dan bangga bertugas di perbatasan.
"Rasanya bangga sekali, dari sana dinas di sini sebagai anggota Satgas Perbatasan," katanya dilansir dari chanel Youtube TNI AD, Kamis (26/8/2021).
Prada Julian mengaku bila dirinya bergabung dengan TNI AD sejak 2018.
Baca juga: Panglima TNI Ajak Masyarakat Yogyakarta Bangun Kesadaran Diri dan Lingkungan Dalam Disiplin Prokes
Ia sebetulnya anak seorang kepala suku di Manokwari, Papua Barat.
Keinginannya untuk bisa membawa nama baik keluarga, mendorong dirinya menjadi seorang anggota TNI AD.
"Saya jadi tentara karena ingin bisa membuat nama baik untuk keluarga," katanya.
Ia mengaku senang bertugas diperbatasan karena bisa berbagi ilmu dengan anak-anak di sana.
"Saya merasa senang sekali bisa tugas di perbatasan bisa mengajarkan adik-adik saya di sini," ujarnya.
Ia berharap apa yang dijalaninya menjadi seorang anggota TNI bisa menginspirasi bagi adik-adiknya di Papua, khususnya di Manokwari.