Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penyiapan Data Terintegrasi Jadi Instrumen Penting Pendukung Tata Kelola Ekonomi Biru RI

CODRS digunakan untuk memantau stok ikan kakap, kerapu, dan tuna secara waktu nyata dan mengumpulkan data status stok 50 spesies kakap dan kerapu

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Penyiapan Data Terintegrasi Jadi Instrumen Penting Pendukung Tata Kelola Ekonomi Biru RI
Dok YKAN
Program Crew Operating Data Recording System (CODRS) secara aktif melibatkan nelayan dalam melakukan proses pendataan perikanan. Nelayan dilatih untuk mengambil foto seluruh hasil tangkapan ikan di atas papan ukur untuk diperoleh gambaran terkini mengenai kakap dan kerapu dan menjadi data bagi pengambil kebijakan 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Salah satu instrumen pendukung tata kelola berkelanjutan adalah penyiapan data yang baik dan terintegrasi untuk mendorong prinsip ekonomi biru Indonesia.

Direktur Program Perikanan Berkelanjutan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Peter Mous mengungkapkan nelayan adalah aktor penting yang harus dilibatkan dalam pendataan perikanan.

Inisiatif ini dilakukan oleh KKP dengan dukungan YKAN melalui program pendataan ikan yang dilakukan oleh nelayan yaitu Crew Operating Data Recording System (CODRS).

“Kami bekerja sama dengan kurang lebih 500 kapal nelayan untuk mendapatkan data perikanan,” kata Peter di webinar YKAN, Selasa (24/8/2021).

Baca juga: Majukan Ekonomi Bangsa Lewat Teknologi, SDM IPTEK Harus Kuasai Teknologi Kunci

Dengan luas perairan mencapai 70 persen dari total wilayah, sektor perikanan menjadi salah satu potensi unggulan ekonomi Indonesia.

Bahkan, meski pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia, Badan Pusat Statistik mencatat bahwa sektor perikanan menunjukkan pertumbuhan positif di kuartal kedua 2021.

BERITA REKOMENDASI

Saat ini program CODRS digunakan untuk memantau stok ikan kakap, kerapu, dan tuna secara waktu nyata (real time) dan mengumpulkan data status stok 50 spesies kakap dan kerapu di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan di Indonesia.

Peter mengatakan nelayan yang membantu pendataan dilatih untuk mengambil foto seluruh hasil tangkapan ikan di atas papan ukur.

Berdasarkan pengalaman YKAN, menurutnya hal ini jauh lebih praktis dan mudah bagi nelayan ketimbang menuliskan dan mencatat hasil tangkapan ikan dengan menggunakan pena dan buku catatan.

“Ini juga mengurangi risiko kesalahan mengidentifikasi ikan yang kerap terjadi dalam pencatatan secara manual tersebut,” lanjut Peter.

Melalui data yang diambil oleh nelayan, dapat diperoleh gambaran terkini mengenai kakap dan kerapu.


Data ini digunakan untuk mendukung kebijakan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan.

Pengelolaan perikanan secara berkelanjutan merupakan mandat Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Perikanan.

YKAN berkomitmen mendukung KKP untuk mendorong praktik pengelolaan perikanan yang terukur dan didukung data yang sahih.

Dengan pengelolaan yang baik, akan terbuka kesempatan bagi perikanan kakap dan kerapu untuk memenuhi standar keberlanjutan dari Marine Stewardship Council.

“Informasi dan data perlu digunakan untuk merumuskan strategi, rencana kerja dan yang lebih penting lagi aksi-aksi kunci untuk menjamin keberlanjutan perikanan kakap dan kerapu di Indonesia,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas