Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Stafsus BPIP Imbau Masyarakat Jaga Etika Bermedia Sosial

Romo mengajak masyarakat untuk mengucilkan atau tidak mengikuti kanal-kanal youtube dan media social lainnya, jika kontennya tidak beretika.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Stafsus BPIP Imbau Masyarakat Jaga Etika Bermedia Sosial
net
Ilustrasi Media Sosial 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Benny Susetyo mengimbau masyarakat terutama generasi muda untuk menjaga etika bermedia sosial.

Mengingat masih banyaknya akun-akun yang berpotensi memecah belah bangsa di antaranya kasus youtuber Muhammad Kece.

"Para youtuber itu harus jelas, bahwa mereka memiliki etika kepantasan public, yang baik ya wartakan yang baik, tetapi yang buruk itu harus dihindari," ujar Romo Benny, Jumat (27/8/2021).

Menurutnya, yang dilakukan Muhammad Kece dan youtuber-youtuber lainnya yang memperolok-olok agama merupakan tindakan tidak terpuji dan dilarang oleh semua agama.

Dirinya bahkan mengecam perbuatan tersebut hanya sebatas mecari sensasi supaya pengikutnya atau followernya banyak.

Baca juga: Ustaz Yahya Waloni Disangkakan Pasal Yang Sama Dengan Youtuber Muhammad Kece

"Kalau pindah agama itu kan kebebasan dan dijamin oleh undang-undang 1945 pasal 28, 29 tapi kan dia nggak boleh menjelekkan keyakinan orang lain, mau Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha maupun Protestan," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Ia juga mengajak masyarakat untuk mengucilkan atau tidak mengikuti kanal-kanal youtube dan media social lainnya, jika kontennya tidak beretika dan tidak bermoral yang berpotensi memecah belah bangsa.

"Saatnya masyarakat cerdas, para youtuber itu jangan diberi tempat, maka disinilah pentingnya literasi dan kritis," harap Romo Benny.

Dalam situasi pandemic Covid-19 ini ia mengakui merupakan tantangan yang cukup berat, sehingga diharapkan masyarakat untuk memperkokoh persatuan, solidaritas, gotong royong bukan justru membuat masalah baru.

"Saatnya menatap masa depan yang lebih baik, karena tantang kita berat, situasi sekarang butuh persatuan, kesietiakawanan, solidaritas," jelasnya.

"Covid ini menguras energi dan membuat penderitaan masyarakat, harusnya konten empatinya kesitu, jangan menambah masalah lain," sambungnya.


Romo Benny juga mengatakan untuk mewujudkan persatuan, solidaritas butuh perjuangan dengan meneteskan darah seperti yang dilakukan para pendiri bangsa.

Maka dari itu ia berpesan masyarakat harus lebih selektif berdasarkan etika kepantasan public dalam bermedia sosial.

"Dalam penggunaan social itu harus memiliki etik, dimensi etik kan tidak boleh menyinggung SARA, bermedia sosial itu terikat dengan kepantasan publik dan moral itu suatu keharusan," tegasnya.

Esensi bermedia sosial adalah untuk berkomunikasi berhubungan yang jauh menjadi dekat demi kemajuan kemanusiaan, tetapi menurutnya kalau ujaran kebencian terus-menerus akan merusak kemanusiaan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas