Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PAN Gabung Koalisi, Muncul Dugaan Jokowi Reshuffle Kabinet, Begini Tanggapan Istana

Jubir Presiden RI, Fajroel Rachman beri tanggapan soal isu dugaan reshuffle kabinet, setelah PAN gabung koalisi pemerintahan Jokowi.

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in PAN Gabung Koalisi, Muncul Dugaan Jokowi Reshuffle Kabinet, Begini Tanggapan Istana
KOMPAS.com/RAKHMAT NUR HAKIM
Fadjroel Rachman usai ditunjuk sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi sekaligus Juru Bicara Presiden. 

TRIBUNNEWS.COM - Hadirnya petinggi PAN dalam pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama parpol koalisi di Istana Presiden, Rabu (25/8/2021) menuai sorotan publik.

Sebab, diketahui PAN bukan lah partai pendukung alias koalisi pemerintahan Jokowi.

Publik pun beranggapan kini PAN berpindah haluan ke tim koalisi.

Berangkat dari pertemuan ini, isu dugaan presiden akan me-reshuffle kabinet hingga mengamandemen UUD 1945 pun beredar di publik.

Terkait beredarnya kabar dugaan ini, Juru Bicara Presiden RI, Fadjroel Rachman pun buka suara.

Baca juga: Ketua DPR Beberkan Hasil Pertemuan Pimpinan Lembaga Tinggi Negara dengan Presiden Jokowi

Fadjroel menegaskan, presiden bersama jajaran menterinya saat ini sedang fokus menangani pandemi Covid-19.

"Presiden Joko Widodo selalu mengatakan bahwa persoalan hari ini adalah menyelesaikan pandemi Covid-19," kata dia dalam diskusi virtual YouTube MNC Trijaya FM, Sabtu (25/8/2021).

BERITA REKOMENDASI

Hal mengenai isu reshuffle kabinet, Fadjroel menyebut itu hak prerogatif Presiden.

Fadjroel Rachman usai ditunjuk sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi sekaligus Juru Bicara Presiden.
Fadjroel Rachman usai ditunjuk sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi sekaligus Juru Bicara Presiden. (KOMPAS.com/RAKHMAT NUR HAKIM)

Baca juga: Pengamat Sayangkan PAN Masuk dalam Koalisi Jokowi: Demokrasi Semakin Tidak Berkualitas

Ia hanya bisa menanggapi kabar itu, bila Presiden Jokowi angkat bicara terlebih dahulu.

"Tentang reshuffle kabinet, itu adalah hak prerogatif beliau. Saya hanya bisa bicara tentang reshuffle setelah presiden bicara."

"Walau mungkin sesuatunya sudah beredar di mana-mana, tapi saya tak akan melanggar SOP."

"Presiden dulu bicara, baru saya bicara. Karena saya prajurit dan beliau adalah panglima tertinggi," jelas Fadjroel.


Kemudian, untuk isu dugaan amandemen UUD 1945 terkait jabatan presiden 3 periode, Fadjroel menampik kabar tersebut.

Baca juga: PAN Gabung Koalisi Jokowi, PKS Tetap Teguh Pendirian Jadi Oposisi: No Problem at All

Menurutnya, mengubah pasal UUD 1945 adalah kewenangan penuh milik MPR bukan pemerintah.

Ia juga menuturkan, Presiden sudah beberapa kali secara tegas menolak masa jabatan 3 periode.

"Ini wilayahnya MPR. Pemerintah tidak terlibat di dalamnya."

"Tapi presiden sudah 2 kali mengatakan tidak setuju. Pertama,  terkait dengan presiden 3 periode. Kedua, beliau tidak setuju dengan perpanjangan masa jabatan," papar dia.

Fadjroel menyebut Presiden Jokowi tegak lurus dengan UUD 1945 dan menghormati amanah reformasi 1998.

"Karena presiden 2 periode itu adalah masterpiece dari gerakan reformasi 1998," jelas dia.

Kata Waketum PAN setelah Diundang ke Istana

Sementara itu, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto juga angkat bicara setelah pihaknya hadir ke Istana.

Yandri menyebut, pertemuan dengan Jokowi dan beberapa parpol ini berjalan kondusif.

Menurutnya, topik pembicaraan dalam pertemuan ini hanya persoalan program pemerintah selama menangani pandemi Covid-19.

"Di pertemuan itu, situasinya sangat kondusif bagus, situasi istana sangat membangun."

"Setahu saya, sepulang Istana, bang Zul ketemu sama kami menyampaikan, pak Presiden hanya menyampaikan program yang sudah dicapai di tengah banyak permasalahan ini," ucap Yandri, masih dari sumber yang sama, Sabtu (28/8/2021).

Ketua Komisi VIII DPR RI, Yandri Susanto.
Ketua Komisi VIII DPR RI, Yandri Susanto. (Tribunnews.com, Chaerul Umam)

Lanjut Yandri, dalam diskusi itu, Ketua Umum PAN juga diberi kesempatan untuk menyuarakan pendapat.

"Semua ketua umum diberi kesempatan. Ini yang menariknya, termasuk Ketua Umum PAN," imbuhnya.

Yandri melanjutkan, hingga saat ini belum ada pembicaraan soal koalisi.

Baca juga: Elite PAN Tunggu Pernyataan Jokowi Soal Komposisi Koalisi

Menurutnya, masuknya parpol ke koalisi Jokowi adalah hak sang presiden sendiri.

"Belum ada pembicaraan koalisi, atau kapan reshuffle itu sama sekali tidak disinggung," kata Yandri.

Dari undangan pertemuan ini, kata Yandri, pihaknya sangat merasa terhormat bisa diajak berdiskusi dengan Jokowi dan parpol lainnya.

"Kami merasa terhormat dan berterima kasih pada pak Jokowi yang sudah melibatkan ketua umum PAN dan Sekjen diundang untuk berbicara mengenai masalah bagaimana menghadapi problem yang begitu hebat di negeri ini," jelas dia.

(Tribunnews.com/Shella Latifa)

Baca berita lainnya terkait Koalisi Pendukung Jokowi

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas