Ramai Kasus Penistaan Agama, BPIP: Orang Beragama Pasti Tahu Kebenaran Absolut Hanya Milik Tuhan
Ramai kasus penistaan agama, BPIP menyebut orang beragama pasti tahu kebenaran absolut hanya milik Tuhan.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof Hariyono ikut angkat bicara terkait ramainya kasus penistaan agama yang menimpa beberapa tokoh akhir-akhir ini.
Contohnya, seperti Youtuber Muhammad Kece yang sempat menggegerkan publik terkait kontennya yang diduga menista agama Islam.
Kemudian, baru-baru ini, Yahya Waloni yang dikenal pendakwah juga menggegerkan publik karena merendahkan kitab Injil.
Keduanya pun ditangkap oleh Bareskrim Polri dan disangkakan oleh pasal yang sama, yakni pasal UU ITE.
Sebab dianggap menyebarkan ujaran kebencian berdasarkan SARA dan pasal dalam KUHP tentang penodaan agama.
Menanggapi kedua kasus ini, Prof Hariyono mengingatkan pentingnya makna yang terkandung dalam sila pertama Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa.
Sebab, Ketuhanan dalam sila pertama memiliki makna yang jauh mendalam daripada sekedar saling menghormati antar umat beragama.
"Perlu kita pahami bersama, persepsi orang bertuhan dan hidup orang beragama itu untuk apa."
"Dalam konteks Pancasila, sila pertama itu bukan sekedar hormat menghormati antar umat agama."
"Tapi landasan etis, landasan moral, dan landasan nilai-nilai luhur, sehingga orang yang beragama dan percaya dengan Tuhan pasti punya asumsi dunia ini ciptaan Tuhan," jelas Prof Hariyono, dikutip dari tayangan Youtube tvOne, Sabtu (28/8/2021).
Karena orang beragama percaya dunia ciptaan Tuhan, maka keberagaman yang ada di dunia ini adalah sesuatu yang tidak betentangan dengan Tuhan.
Baca juga: Polri akan Blokir Video Dugaan Penistaan Agama Yahya Waloni di Youtube
Baca juga: Menteri Agama: Semua Penghina Simbol Agama Harus Diproses Hukum
"Orang yang beragama pasti tahu kebenaran absolut itu hanya milik Tuhan."
"Sehingga apapun agama yang saya anut, gelar akademik apa pun, tetap manusia tidak bisa mengambil kebenaran yang absolut itu," jelasnya.
Prof Hariyono pun menyarankan, dalam mengatasi persoalan penistaan agama, penting untuk mengetahui kenyataan di lapangan tentang keberagaman.