Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Abraham Samad: Sekarang Ini KPK Sudah Mulai Runtuh

Ketua KPK Abraham Samad mengatakan institusi KPK belakangan ini terancam akan seperti binatang dinasaurus yang hilang ataupun punah.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Abraham Samad: Sekarang Ini KPK Sudah Mulai Runtuh
TRIBUN/IQBAL FIRDAUS
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad berdiskusi dalam acara talkshow POLEMIK di d'consulate resto, Jakarta Pusat, Sabtu (7/9/2019). Talkshow ini memiliki tema KPK Adalah Koentji yang membahas tentang revisi Undang-Undang KPK yang sedang bergulir. TRIBUNNEWS.COM/IQBAL FIRDAUS 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengatakan institusi KPK belakangan ini terancam akan seperti binatang dinasaurus yang hilang ataupun punah.

Pasalnya, lembaga antirasuah terus dilemahkan dari luar maupun dalam.

Awalnya, Samad menceritakan bahwa pelemahan mulai terjadi pascarevisi Undang-Undang KPK yang membuat kewenangan lembaga itu dilemahkan.

Tak hanya sampai situ, aturan internal KPK pun turut dipreteli oleh sejumlah pihak.

"Sekarang ini KPK sudah mulai runtuh. Kenapa runtuh? pertama undang-undang yang sudah direvisi kewenangannya dipreteli dan budaya organisasinya pun diubah dari dalam. Code of conduct-nya diubah di dalam. Bukan hanya itu, Perpim Perkom masalah yang kecil perjalanan dinas pun diubah dan ini yang mengubah marwah KPK," kata Samad dalam diskusi daring dalam YouTube Sahabat ICW, Minggu (29/8).

Padahal, kata Samad, budaya organisasi dan aturan internal KPK sebelumnya telah banyak dikagumi oleh berbagai institusi di Indonesia.

Baca juga: MAKI Minta Dewas KPK Pecat Lili Piantuli Siregar jika Terbukti Melanggar Etik Berat

Aturan yang super ketat tersebut yang menjaga marwah KPK tetap berintegritas.

Berita Rekomendasi

"Waktu itu saya dipanggil Bank Indonesia untuk memaparkan code of conduct-nya. Mereka itu geleng-geleng kepala semua. Bank Indonesia saja yang sudah kita anggap code of conduct-nya sudah begitu baik dan budaya organisasinya juga begitu baik dibandingkan dengan lembaga-lembaga lain dia malah mengakui KPK," jelasnya.

"Dan dia (Bank Indonesia) mengatakan kepada saya Pak Abraham kalau code of conduct serta budaya organisasi KPK itu diadopsi bulat-bulat menjadi code of conduct menjadi budaya organisasi Bank Indonesia, maka ada kemungkinan banyak pegawai yang tidak tahan dan minta keluar," sambungnya.

Samad bahkan menyampaikan kekuatan budaya organisasi internal dan eksternal KPK dapat mencegah para pegawai yang memiliki niat melakukan penyelewengan jabatan dapat dicegah.

Baca juga: Komnas HAM Yakin Jokowi Atensi Temuan, Pelanggaran, dan Rekomendasi Soal Alih Status Pegawai KPK

"Kalau kita ingin bisa membangun anekdot kalau misalnya seorang maling yang tadinya datang dari luar masuk ke KPK karena ada budaya organisasi, ada code of conduct yang begitu kuat Perpim Perkom mereka menjadi tidak bisa menjadi maling. Mereka perlahan-lahan berubah menjadi seorang yang seperti dewa. Karena itu tadi code of conduct serta budaya organisasinya," bebernya.

Atas dasar itu, Samad menyayangkan aturan internal dan eksternal KPK kali ini telah berubah dan direvisi.

Jika hal tersebut tidak dihentikan pemerintah, maka bukan tidak mungkin KPK bakal hilang bagaikan binatang dinasaurus.

Baca juga: Abraham Samad: Pimpinan KPK Ikut Pelemahan Pemberantasan Korupsi Jika Tak Taati Rekomendasi

"Jadi saya tidak heran KPK yang saat ini, menurut saya KPK yang sebentar lagi sudah hilang seperti dinosaurus. Dinosaurus itu binatang langka yang sudah punah," jelasnya.

Lebih lanjut, Samad meminta masyarakat untuk dapat terus mengawasi kinerja KPK.

Hal inilah satu-satunya cara untuk mencegah KPK terus dilemahkan sejumlah pihak.

"Karena itu bagaimana KPK ini supaya tidak hilang dan tidak menjadi sebuah dinosaurus maka kita harus tetap bersatu terus melawan dan mengingatkan bahwa KPK ini salah satu satunya lembaga yang memiliki public trust yang begitu kuat karena itu adanya budaya organisasi dan code of conduct yang begitu kuat," tukasnya. (tribun network/igm/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas