Bila PAN Merapat jadi Partai Koalisi, Reshuffle Kabinet Dinilai Bisa Saja Terjadi Tahun Ini
Reshuffle kabinet pimpinan Jokowi dan Ma'ruf Amin bisa saja terjadi bila Partai Amanat Nasional (PAN) benar merapat sebagai partai koalisi.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Reshuffle kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin bisa saja terjadi bila Partai Amanat Nasional (PAN) benar merapat sebagai partai koalisi.
Hal itu diungkapkan analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago.
Pangi memPrediksi PAN akan mendapat satu atau dua kursi menteri di kabinet.
Reshuffle kabinet, kata Pangi, bisa saja terjadi di tahun kedua pemerintahan Jokowi yang jatuh pada Oktober 2021 mendatang.
"Reshuffle kemungkinan dua tahun pemerintahan Jokowi, menurut saya bakal ada 1-2 menteri dari kader PAN," ungkap Pangi saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (28/8/2021).
Baca juga: Zulhas Diam-diam Bertemu Ridwan Kamil, Bahas Pilpres 2024?
Perlu Dipertanyakan
Lebih lanjut Pangi menyebut koalisi tambun presiden Jokowi perlu dipertanyakan.
"Kita patut bertanya apa tujuan Presiden Jokowi atau pemerintah di balik pembentukan koalisi tambun di periode kedua."
"Biasanya grand coalition (koalisi besar) dibentuk pada periode pertama, periode kedua sudah nggak lagi fokus penambahan anggota koalisi," ujarnya.
Menurut Pangi, patut pula dipertanyakan apakah ada agenda memuluskan langkah politik amandemen kelima menambah masa jabatan presiden tiga periode.
"Menyeruak bau amis yang mulai tak sedap," ungkapnya.
Baca juga: Isu Pergeseran Kabinet Menguat Pasca PAN Ikut Koalisi
Jika ini dimaksudkan untuk mengamankan rencana amandemen terkait isu diperpanjang masa jabatan presiden, Pangi menilai publik harus dengan tegas menolak untuk menutup pintu ini serapat-rapatnya.
"Karena dapat dipastikan tidak akan ada dialetika dan pembahasan yang rasional dan substantif, hanya akan unjuk kekuatan dan banyak-banyakin suara, tanding-tandingan jumlah kursi di parlemen," ujar Pangi.
Tanggapan Istana