Dua Hal Menurut Wamentan Agar Generasi Muda Tertarik Garap Sektor Pertanian
Anak-anak muda generasi milenial masih minim memiliki ketertarikan pada sektor pertanian.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Hasanudin Aco
Menurutnya, tanpa adanya petani, maka kebutuhan pangan Indonesia akan bergantung kepada impor dari negara luar.
“Apalagi, ketika kondisi saat ini pandemi Covid-19 yang menyebabkan masalah pangan menjadi nomor satu. Ketika orang harus berdiam diri di rumah, kalau tidak ada petani yang bisa memproduksi kebutuhan pangan kita, kita harus ngemis-ngemis ke negara luar,” tuturnya.
Guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Hermanto Siregar menilai sektor pertanian memiliki prospek bisnis yang baik.
Sehingga ia pun mendorong agar para kaum millenial tidak takut untuk terjun ke dalam sektor pertanian.
“Para Milenial kita harus memiliki keyakinan bahwa cabang-cabang usaha pertanian banyak memiliki prospektif, apalagi kita melihatnya secara keseluruhan dari usaha tani sampai kepada yang lainnya,” ujarnya.
Senada dengan Prof. Hermanto, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi juga turut mengajak kaum milenial untuk terjun ke sektor pertanian.
Sebab menurutnya, ada banyak peluang bisnis di pertanian yang perlu mendapatkan sentuhan kaum milenial.
“Banyak sekali peluang bisnis di sektor pertanian seperti hortikultura, misalnya. Ini milenial senang sekali karena komoditasnya komersial. Pasarnya bagus bahkan (bisa) ekspor. Tantangan ada, permodalan juga cukup. Itu kebanyakan komoditas-komoditas tanaman hias, sayuran, buah luar biasa dan untungnya juga jelas,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.