Puja-puji Prabowo untuk Jokowi, Pengamat: Usaha Pulihkan Kepercayaan Publik terhadap Pemerintah
Pujian yang dilontarkan Prabowo Subianto kepada Presiden Jokowi dinilai pengamat merupakan wujud membangun kepercayaan publik.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Psikologi Politik UNS Solo, Moh Abdul Hakim, menilai pujian yang dilontarkan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan wujud membangun kepercayaan publik.
Hakim menilai selama pandemi Covid-19, berbagai survei terpercaya menunjukkan kepercayaan publik terhadap kinerja Jokowi meng-handle pandemi semakin menurun dari bulan ke bulan.
Penurunan ini terhitung dari Mei-Agustus 2021.
"Bahkan sampai pernah tingkat kepercayaan publik terhadap kinerja Pak Jokowi kurang dari 50 persen," ungkap Hakim dalam program diskusi Overview Tribunnews, Kamis (2/9/2021).
Hakim juga menyebut tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi juga menunjukkan penurunan.
Baca juga: Banyak Ketua Parpol Puji Kinerja Jokowi Tangani Pandemi, Abdul Rachman Thaha Pertanyakan Etika
"Di bulan Mei itu persentasenya masih 67 persen publik merasa puas, sementara survei terakhir di Juli-Agustus menurun menjadi 61 persen," ungkapnya.
"Artinya pandemi ini benar-benar menghantam kepercayaan publik terhadap pemerintah," tambah Hakim.
Sehingga, Hakim menilai pujian yang dilontarkan Prabowo kepada Jokowi bisa jadi merupakan upaya membangun kembali kepercayaan publik.
"Saya kira sikap Pak Prabowo dengan pernyataan beliau sebagai upaya membangun stabilitas sosial politik," ungkapnya.
Baca juga: Jokowi Sampaikan Hal Ini Saat Bertemu Petinggi Partai Politik Koalisi Nonparlemen di Istana
Dialami Berbagai Negara
Lebih lanjut Hakim menyebut pandemi Covid-19 di berbagai negara benar-benar punya dampak negatif secara politik.
"Tidak hanya di Indonesia, tapi seperti Amerika, Inggris, itu juga tingkat kepercayaan terhadap pemerintah semakin menurun," ungkapnya.
Ketika tingkat kepercayaan publik yang terus turun tidak bisa dikendalikan, Hakim menyebut hal itu bisa merusak tatanan politik dan menciptakan ketidakstabilan politik.
"Saya kira dalam konteks ini Pak Prabowo ingin membangun kepercayaan kepada masyarakat."