Satgas Covid-19 Imbau Masyarakat Maksimalkan Isoter daripada Isoman, Ini Alasannya
Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Brigjen TNI (P) Alexander Kaliaga Ginting mengimbau kepada para masyarakat untuk melakukan isoter
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Brigjen TNI (P) Alexander Kaliaga Ginting mengimbau kepada para masyarakat untuk memaksimalkan melakukan isolasi terpusat (isoter) apabila memiliki gejala Covid-19.
Mengingat, dengan isoter, ada pendampingan khusus untuk pasien, sehingga pasien dapat segera mendapatkan perawatan medis dengan baik.
Apalagi saat ini ada varian virus jenis Delta yang mudah cepat menular.
Hal tersebut disampaikan oleh Alex secara virtual di Twitter @BNPB Indonesia, Kamis (2/9/2021).
"Jadi adanya varian baru ini kami menganjurkan bagi warga yang melakukan isolasi mandiri alangkah lebih baik jika melakukan isolasi terpusat," kata Alex.
Baca juga: Ada 15% Anak Usia 12-18 Tahun di Jakarta Belum Divaksin Covid-19, Anies Sebutkan Kendalanya
Baca juga: Komite Vaksinasi Inggris Tak Rekomendasikan Vaksin Covid-19 untuk Anak Usia 12-15 Tahun
Ini karena, kata Alex, pendeteksian dan pendampingan saat isolasi mandiri sangat kurang.
Padahal, virus varian Delta ini lebih cepat untuk menerobos sel-sel yang sehat.
"Ini karena kalau isoman pendeteksian dan pendampingan sangat kurang. Sementara kecepatan virus varian Delta ini untuk menerobos sel-sel yang sehat itu lebih cepat," terang Alex.
Menurut Alex, saat ini Indonesia sedang berhadapan dengan virus yang selalu bermutasi dari waktu ke waktu.
Dapat dilihat, selama 12 bulan sebelumnya, virus yang dihadapi Indonesia berbeda-beda.
Terkahir, pada Juni, Juli, dan Agustus, Indonesia berhadapan dengan virus varian Delta yang cepat penularannya.
"Kita berhadapan dengan virus yang selalu bermutasi. Jadi virus yang kita hadapi 12 bulan sebelumnya belum tentu sama dengan virus yang kita hadapi di bulan Juni, Juli dan Agustus," terang Alex.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Dinilai Jadi Faktor Penghambat Pengurangan Buta Aksara di Tanah Air
Untuk itu, Alex meyampaikan kembali jika ada masyarakat yang positif Covid-19 atau memiliki gejalanya, diminta untuk segera pergi ke isoter.
Alex menyebut, dengan dirawatnya pasien di isoter akan mempermudah pemulihannya.
Jika terjadi situasi terburuk, maka pasien akan segera ditangai lebih cepat.
Apalagi jika yang bersangkutan memiliki komorbid.
Belum lagi jika pasien tersebut tak mngetahui berapa angka saturasi.
Dikhawatirkan, kata Alex, jika ia tak tahu kalau saturasinya turun cepat.
Mengingat, jika terjadi perburukkan pada kondisi pasien, pasien dapat segera dibawa ke rumah sakit.
Baca juga: Selama Pandemi Covid-19, Wisata Air Umbul Ponggok di Klaten Merugi Rp 800 Juta
Masyarakat juga tak perlu khawatir, TNI dan Polri termasuk juga Kemenkes telah menyiapkan obat-obat paket.
"Tapi kalu dipindahkan ke isoter tentu ini akan ada deteksi dini dan kemudian dan pendampingan. Apalagi sekarang dari pihak TNI dan Polri juga Kemenkes telah menyiapkan obat-obat paket. Juga ada tim medik yang memberikan obat tersebut dan melakukan pendampingan. Jika (kondisi) terburuk, (pasien) akan dilarikan ke rumah sakit," terang Alex.
Dalam kesempatan ini pula, Alex meminta tim Satgas Covid untuk dapat lebih ekstra dalam memberikan sosialisasi ke masyarakat.
Terlebih Satgas di lingkungan desa dan kelurahan.
Baca juga: Gubernur Anies: 5 Hari PTM di Jakarta, Belum Ada Laporan Penularan Covid-19
Sehingga, jika semakin cepat pasien tertangani, maka tingkat kefatalan dapat terhindari.
"Oleh karena itu Satgas Covid perkuat posko PPKM, desa dan kelurahan, dimihon untuk men-sosialisasikan ke keluarga (untuk melakukan isoter). Jika ada warga yang positif diminta untuk segera ke isoter, sehingga dapat ditangani dengan baik."
"Semakin cepat ke isoter, maka semakin cepat akan tertangani dan perburukkan dapat kita hindari," kata Alex.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)