Jadi Tersangka KPK, Video Budhi Sarwono Ngaku Harus Korupsi karena Gaji Bupati Kecil Kembali Viral
Jadi tersangka KPK, video Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono yang protes gaji terlalu kecil kembali viral.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Bahkan, Budhi juga sempat menyebut nama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Budhi juga merasa kasihan kepada Ganjar yang haru berkeliling ke 35 kabupaten/kota.
Dikutip dari Kompas.com, menurutnya dengan memberikan gaji kecil kepada kepala daerah sangat memungkinkan untuk melakukan korupsi.
"Kalau seperti itu ngajari bupati cluthak (suka mencuri), kalau cluthak sudah disiapkan jepretan (senjata) yaitu KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), habis bupati se-Indonesia," ungkapnya.
Baca juga: Duduk Perkara Bupati Banjarnegara, Minta Fee Proyek hingga Ikutkan Perusahaan Keluarga
Baca juga: Firli Bahuri: KPK Bakal Bongkar Transaksi Keuangan Budhi Sarwono
Kemudian ia berharap pemerintah pusat lebih memperhatikan gaji kepala daerah.
Menurut Budhi, seorang bupati idealnya mendapatkan Rp100 juta atau bahkan hingga Rp150 juta.
"Kalau anggota dewan saja Rp 30 juta, bupati ya Rp 100 juta atau Rp 150 juta lah," kata Budhi.
Ia menganggap, kenaikan gaji kepala daerah diperlukan agar seimbang dengan gaji para pejabat atau kepala negara lainnya.
Sementara, dalam video berdurasi 48 detik yang kembali beredar di media sosial, Budhi mengeluarkan keluhannya.
Ia mengaku tak akan mencalonkan diri sebagai bupati jika tahu nominal gajinya.
Ia pun mengaku hanya bisa diam saat tahu nominal gajinya hanya Rp 5 juta saja.
"Kalau tadinya saya tahu gajinya segini jadi bupati, saya nggak nyalon, demi Allah saya nggak nyalon."
"Ngertinya saya antara 150-200 juta, saat baru tahu pertama kali saya cuma diem, tapi saya punya kewajiban membangun Banjarnegara," ungkap Budhi dalam videonya.
Kemudian, Budhi pun justru menyebut akan melakukan korupsi karena gaji sebagai bupati sangat kecil.
Hal itu dilakukan karena ia ingin membalas budi kepada tim suksesnya hingga partainya.
"Pasti harus (melakukan korupsi, red), bukan potensi tapi harus korupsi, karena lama-lama kita jadi mikir, kita punya partai dan punya tim sukses," jelasnya.
(Tribunnews.com/Maliana, Kompas.com/Rachmawati)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.