Pengamat: Gejolak di Papua Terus Berlarut-larut Tak Ada Kaitannya dengan Pergantian Panglima TNI
Saat ini Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan memasuki pensiun pada November 2021 mendatang.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) Soleman B. Ponto mengatakan tidak kunjung selesainya gejolak atau permasalahan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua tidak ada kaitannya dengan pergantian Panglima TNI.
Saat ini Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan memasuki pensiun pada November 2021 mendatang.
"Karena TNI merupakan institusi yang profesional. Siapapun panglima - nya tidak akan mempengaruhi profesionalitas TNI," ujar Soleman B. Ponto, dalam keterangannya, Kamis (9/9/2021).
Soleman memaparkan tidak kunjung selesainya permasalahan KKB Papua justru karena ada masalah dengan cara penanganannya. Teranyar adalah penyerangan yang diduga dilakukan oleh KKB terhadap Pos Koramil Kisor di Afiat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, Kamis (2/9/2021) dini hari.
Baca juga: KSAL Wakili Panglima TNI Berangkatkan Satgas Covid-19 ke Papua Gunakan Pesawat TNI AU
"Itu artinya ada masalah dengan cara penanganannya," jelasnya.
Soleman menyebut, masalah KKB yang tidak selesai juga dikarenakan Otonomi Khusus (Otsus) yang belum selesai. Apalagi sejumlah pihak di Papua juga menolak revisi terbatas terhadap Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua. Karena itu Otsus Papua belum berjalan dengan benar.
Baca juga: Profil Praka Dirhamsyah, Anggota TNI yang Jadi Korban Serangan Brutal Teroris KKB Papua
"Kalau Otsus berjalan maka keamanan di Papua juga bisa jalan," paparnya.
Terkait apakah perlu operasi gabungan yang melibatkan Marinir dan Paskhas, selain Kopassus untuk memberantas KKB, Soleman justru mempertanyakan apakah saat ini yang terjadi di Papua operasi militer atau penegakan hukum.
Baca juga: KKB Terus Bergejolak, Filep Wamafma Uraikan Akar Persoalan
Jika operasi militer maka lakukan dengan operasi militer. Namun jika operasi penegakan hukum maka lakukan dengan optimal.
Soleman mengakui secara teori kekuatan KKB memang tidak sebanding dengan TNI, yang memiliki SDM dan peralatan yang canggih, namun harus dipahami bahwa KKB menguasai wilayah.
Selain itu pada dasarnya KKB merupakan kelompok yang gemar dan terbiasa untuk berperang. Tidak heran di Papua kerap terjadi perang antar suku.
"Jadi dalam berperang mereka tidak perlu teknologi. Mereka juga memanfaatkan kelengahan dari pihak lain. Jika lawan lengah maka akan diserang," ucapnya.
Sementara itu, pengamat terorisme dan intelijen dari The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya menduga ada upaya membangun opini, propaganda, image building agar calon tertentu dilirik Presiden.