Penangkapan Abu Rusydan Dikhawatirkan Bisa Memicu Aksi Balasan JI
Ridlwan mengatakan penangkapan Abu Rusydan dikhawatirkan akan memicu aksi balasan dari pengikutnya.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Densus 88 Polri menangkap Thoriqudin alias Abu Rusydan di Bekasi Jumat (10/9/2021) lalu. Abu Rusydan adalah tokoh senior JI yang selama ini berkeliling Indonesia menjadi penceramah dan motivator agama.
"Kalau betul T alias AR yang ditangkap polisi adalah Abu Rusydan berarti itu penangkapan yang sangat serius. Ini figur yang sangat terkenal di kelompoknya," ujar pengamat terorisme UI Ridlwan Habib di Jakarta, Minggu (12/9/2021).
Menurut Ridlwan, Abu Rusydan adalah alumni pelatihan militer mujahidin Afghanistan angkatan ke 2 tahun 1990.
"Abu Rusydan berlatih militer di Camp Sadda Pakistan dan sempat berinteraksi langsung dengan Osama Bin Laden," ujarnya.
Setelah peristiwa Bom Bali 1 tahun 2002, Abu Rusydan ditangkap polisi dengan dakwaan menyembunyikan tersangka Mukhlas.
"Setelah bebas, Abu Rusydan berdakwah keliling Indonesia dan sangat populer di Youtube," katanya.
Baca juga: Jabat Anggota Dewan Syuro JI, Terduga Teroris di Bekasi Pernah Latihan Militer di Moro Filipina
Hingga saat ini jika mencari keyword Abu Rusydan di Youtube ada banyak sekali dokumentasi ceramahnya.
"Salah satu yang cukup viral adalah ceramah Abu Rusydan soal Pancasila bukan Islam," jelasnya.
Penangkapan Abu Rusydan dikhawatirkan akan memicu aksi balasan dari pengikutnya.
"Tokoh senior ini banyak murid online nya yang dalam istilah kontra-terorisme disebut lone wolf," ujar Ridlwan.
Alumni S2 Intelijen UI itu mengingatkan aparat keamanan agar memperkuat penjagaan dan lebih waspada.
"Kelompok neo JI walaupun tidak pernah menyerang sejak 2009 tapi masih punya orang orang militan yang punya keahlian berbahaya," ujar Ridlwan.
Selain itu, Polri perlu memblokir situs dan portal yang masih memuat ceramah ceramah Abu Rusydan.
"Penangkapan Abu Rusydan membuktikan bahwa deradikalisasi belum sukses mengubah orang. Selama belasan tahun Abu Rusydan bebas tanpa ada keberhasilan pemerintah menundukkan ideologinya," kata Ridlwan.