RI Dinilai Alami Kemunduran Hadapi Ancaman Biologi, Eks Menkes Siti Fadilah Beberkan Alasannya
Siti Fadilah Supari, Menteri Kesehatan RI tahun 2004-2009 menyatakan Indonesia tidak memperoleh banyak manfaat dari Laboratorium Namru.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia dinilai belum memiliki kesiapan dalam menghadapi ancaman biologi.
Laboratorium khusus misalnya, untuk menangkal ancaman biologi, sejauh ini belum ada.
Di Indonesia sebenarnya pernah berdiri Laboratorium Namru milik Angkatan Laut Amerika Serikat.
Namun laboratorium riset ancaman biologi tersebut tidak memberikan manfaat sehingga dibubarkan Pemerintah RI pada tahun 2008.
Siti Fadilah Supari, Menteri Kesehatan RI tahun 2004-2009 menyatakan Indonesia tidak memperoleh banyak manfaat dari Laboratorium Namru.
“Menurut saya manfaatnya jauh lebih kecil dibandingkan kerugiannya sebagai negara merdeka,” katanya dalam keterangan yang diterima wartawan, pada Senin (13/9/2021) kemarin.
Baca juga: Siti Fadilah : Belum Ada Sejarahnya Vaksinasi Hentikan Pandemi, Ini Percobaan Pertama di Dunia
Keberadaan laboratorium asing tersebut dinilai Fadilah merupakan bentuk penjajahan.
“Kalau Namru memang harus ditutup,” tegasnya.
Jika pun Namru masih ada, sumbangannya terhadap pencegahan pandemi Covid-19 tidak signifikan.
Sejauh ini hasil-hasil penelitian Laboratorium Namru tidak diserahkan ke Indonesia.
“Indonesia bingung menghadapi pandemi bukan karena tidak ada Namru, tetapi memang karena bingung sendiri tidak mengira pandemi separah ini,” nilai Fadilah.
Menurut dokter spesialis jantung ini, Indonesia mengalami kemunduran dalam penanganan ancaman biologi.
Sebelumnya Badan Intelejen Negara (BIN) pernah memiliki Divisi Nubika (Nuklir, Biologi, dan Kimia) yang mengurus ancaman biologi.
Sayangnya Divisi Nubika ini dibubarkan.