RI Dinilai Alami Kemunduran Hadapi Ancaman Biologi, Eks Menkes Siti Fadilah Beberkan Alasannya
Siti Fadilah Supari, Menteri Kesehatan RI tahun 2004-2009 menyatakan Indonesia tidak memperoleh banyak manfaat dari Laboratorium Namru.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
“Saya sendiri tidak tahu kenapa dibubarkan,” ujar Fadilah.
Baca juga: Siti Fadilah Supari: Divaksin Atau Tidak Divaksin, Risikonya Sama. Tameng Kita Adalah Masker
Siti Fadilah Supari dikenal sebagai Menteri Kesehatan yang berhasil menangani ancaman biologi.
Pada eranya, flu babi dan flu burung berhasil dicegah untuk tidak berkembang menjadi pandemic.
“Dulu saya bekerja sama dengan BIN. Untuk menghadapi ancaman biologi, Indonesia membutuhkan sistem perlindungan yang komprehensif bagi rakyat semesta. Dengan demikian negeri ini siap menghadapi pandemi apapun,” terang anggota Dewan Pertimbangan Presiden periode 2010-2014.
Menurutnya, Indonesia untuk menghadapi ancaman biologi harus memiliki wadah, sumber daya manusia, alat-alat dan perangkat lain. Satgas misalnya perlu dibentuk satgas bencana kesehatan.
“Banyak yang harus dibangun, kita belum punya apa-apa,” cetus alumnus Fakultas Kedokteran UGM ini.
Ancaman biologi, lanjut Siti Fadilah sangat nyata di masa depan.
“Indonesia harus segera berbenah untuk mengantisipasi bioterorisme yang akan datang," ujarnya.
Menurutnya, di level dunia ada sejumlah laboratorium yang mempelajari ancaman biologi seperti Laboratorium Wuhan Tiongkok dan Laboratorium Fort Detrick Amerika Serikat.
"Semestinya laboratorium tersebut bekerja sama agar pandemi bisa dicegah."
Laboratorium Fort Detrick adalah laboratorium milik Angkatan Darat Amerika Serikat, terletak di Maryland.
Laboratorium ini mempelajari material menular mematikan seperti Ebola dan Cacar. Laboratorium Fort Detrick ditutup pada 19 Agustus 2021.
Penutupan ini sempat mengundang perhatian publik dan mempertanyakan kaitannya dengan Covid-19 yang muncul pada akhir 2019.
“Tetapi Anda dan saya adalah orang-orang yang tidak punya power untuk mengatur mereka,” kata Siti Fadilah.
Lebih lanjut Siti Fadilah menegaskan Indonesia harus berdaulat sendiri memimpin pencegahan ancaman biologi.
Agar bisa terjadi, pimpinan penanggulangan harus orang yang menguasai substansi pandemi.