Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19, Wiku: Ada 2 Pelajaran Utama Jadi Catatan Kita

Wiku menyebut, ada dua pelajaran utama untuk mengantisipasi gelombang ketiga Covid-19.

Penulis: Nuryanti
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19, Wiku: Ada 2 Pelajaran Utama Jadi Catatan Kita
Tim Komunikasi Komite Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi Nasional
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito. Wiku menyebut, ada dua pelajaran utama untuk mengantisipasi gelombang ketiga Covid-19. 

TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia yang cukup terkendali harus dipertahankan secara maksimal.

Sehingga, Indonesia tidak masuk ke dalam third wave atau gelombang ketiga Covid-19 seperti yang dialami beberapa negara.

Tren perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia baru saja melewati second wave atau puncak kedua pandemi pada Juli 2021 lalu.

Sementara itu, perkembangan kasus dunia sedang mengalami third wave yang kurvanya perlahan melandai.

Wiku menyebut, ada dua pelajaran utama untuk mengantisipasi gelombang ketiga Covid-19.

"Tugas besar kita sekarang mempertahankan kurva yang tengah melandai ini."

"Terdapat dua pelajaran utama menjadi catatan kita," ujarnya di Graha BNPB, Selasa (14/9/2021), dikutip dari laman Covid19.go.id.

Baca juga: Fraksi PKS Pertanyakan Pengawasan Tiga Ribu Orang Positif Covid-19 Berkeliaran di Tempat Umum 

Baca juga: Anggaran Penanganan Covid-19, BPK Temukan Potensi Kecurangan Rp 2,94 Triliun

BERITA TERKAIT

Hal pertama yang dimaksud adalah dengan sungguh-sungguh menjaga protokol kesehatan seiring pembukaan aktivitas sosial ekonomi masyarakat.

Bila mempelajari perkembangan Varian Delta yang terbukti lebih cepat menular baik di negara asalnya India dan Indonesia, menunjukkan butuh waktu di kedua negara untuk mencapai fase lonjakan.

Di India, Varian Delta muncul sejak September 2020, namun lonjakan terjadi pada April 2021.

Sementara itu, di Indonesia Varian Delta ditemukan pada Januari 2021, namun lonjakan terjadi pada Juli 2021.

Ini menandakan lonjakan kasus terjadi bukan semata-mata karena varian Delta.

Baca juga: Dinkes DKI Jakarta Akui Jumlah Kasus Covid-19 Sulit Jadi Nol

Baca juga: Kebijakan Pengendalian Covid-19 Harus Konsisten untuk Persiapkan Norma Baru di Keseharian Masyarakat

Namun, akibat aktivitas sosial ekonomi masyarakat yang tidak diimbangi dengan prokes yang ketat.

"Apabila kita mampu membatasi aktivitas sosial ekonomi, maka dampak dari varian tidak akan melonjak signifikan," ungkap Wiku.

Kedua, dengan melihat pola lonjakan di Indonesia yang berselang tiga bulan dari dunia serta negara lain seperti India, Malaysia, dan Jepang.

Maka sikap waspada dan disiplin protokol kesehatan diharuskan agar tidak menyusul negara lain yang mengalami gelombang ketiga.

"Kita dapat belajar dari India mengingat kasusnya melandai dalam beberapa bulan terakhir," lanjutnya.

Baca juga: Menko PMK: Indonesia Hadapi Tiga Krisis di Masa Pandemi Covid-19

Baca juga: Sekjen Gerindra: Vaksinasi Upaya untuk Ciptakan Kepercayaan Diri Masyarakat Hadapi Covid-19

Wiku lalu memaparkan hasil pembelajaran terhadap periode lonjakan yang terjadi di masa pandemi Covid-19.

Ia mengatakan, di dunia sejauh ini telah mengalami tiga puncak di tahun 2021.

Masing-masing terjadi pada Januari (pertama), April (kedua) dan Agustus-September (ketiga).

Negara penyumbang total kasus positif terbanyak di dunia, Amerika Serikat, saat ini tengah mengalami third wave dan kurvanya perlahan melandai.

Pola kenaikan kasus di Amerika Serikat, mirip pola kenaikan kasus dunia.

Terutama pada kenaikan Januari dan September di tahun 2021.

Terdapat sedikit perbedaan yang terjadi pada April 2021, kasus Covid-19 dunia melonjak dan Amerika Serikat malah menurun.

Jepang dan Malaysia memiliki pola kenaikan kasus serupa dengan dunia.

Terjadi kenaikan tiga kali lonjakan kasus pada Januari, April, dan Agustus-September.

Jepang sudah menurun, namun Malaysia masih berada di puncak ketiga.

Baca juga: Panglima TNI Minta Jajarannya Siaga Jaga Perbatasan untuk Antisipasi Varian Baru Covid-19

Baca juga: Singapura Catat 367 Kasus Covid-19 pada Anak-anak, 172 Diantaranya Varian Delta

Perkembangan kasus yang paling berbeda dengan negara-negara lainnya adalah di India yang mengalami lonjakan kasus pertama pada September 2020.

Dimana negara lain belum mengalami lonjakan pertama.

Namun, pada 2021 saat negara lain mengalami puncak, India malah menurun dan mengalami puncak pada April 2021.

Kemudian, mengalami lonjakan signifikan dan menjadi penyumbang kasus tertinggi di dunia.

Puncak kedua terus mengalami penurunan dan saat ini kurva kasusnya mendatar selama 2,5 bulan berturut-turut.

Cukup berbeda dibandingkan dunia dan negara lain yang tengah mengalami kenaikan kasus.

Melihat pola Indonesia, mengalami periode puncak kasus sama dengan periode dunia, AS dan Jepang, yaitu pada Januari 2021.

Namun uniknya, ketika dunia mengalami puncak kedua pada April, Indonesia mengalami pelandaian.

Ketika Indonesia mengalami puncak kedua di Juli lalu, justru negara-negara lain dan dunia tidak mengalami kenaikan.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Singapura Mulai Berikan Vaksin Dosis Ketiga atau Booster

Baca juga: Menko PMK: Pandemi Covid-19 Jadi Pelajaran Infrastruktur Kesehatan RI Masih Sangat Rapuh

Pada September ini, kasus Indonesia terus melandai sementara kasus dunia mengalami third wave.

Lonjakan kedua di Indonesia pada Juni-Juli lalu, menunjukkan meskipun Indonesia mengalami kenaikan kasus yang signifikan, namun tidak cukup signifikan berkontribusi untuk kenaikan kasus dunia.

Lonjakan kasus di Indonesia segera ditangani.

Sehingga, dapat kembali melandai saat ini, di mana negara lain menunjukkan lonjakan ketiga.

Ditambah lagi dengan jumlah penduduk Indonesia yang mirip AS, ternyata Indonesia jauh lebih kecil angkanya pada kasus positif harian dan jumlah kasus per 1 juta penduduk.

Bahkan, Jumlah tersebut masih lebih kecil dibandingkan negara tetangga dengan Jumlah penduduk lebih kecil.

"Perkembangan yang baik ini sudah sepatutnya diapresiasi."

"Karena menunjukkan ketahanan bangsa kita dalam menghadapi pandemi Covid-19," ujar Wiku.

"Saya berterima kasih kepada masyarakat, tenaga kesehatan yang tidak kenal lelah menangani pasien, dan kerja sama yang baik seluruh kepala daerah," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Covid-19

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas