Kapolri Ungkap 28 CCTV Berteknologi Canggih Terpasang di 10 Polda Daerah Rawan Karhutla
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan setidaknya 28 Closed Circuit Television (CCTV) telah terpasang untuk mendeteksi kebakaran hutan dan
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan setidaknya 28 Closed Circuit Television (CCTV) telah terpasang untuk mendeteksi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di 10 Polda yang dinilai rawan di Indonesia.
Menurut Sigit, rencananya CCTV itu akan bertambah menjadi 40 unit hingga akhir tahun 2021.
Pemasangan akan dilakukan secara bertahap.
"Sebagaimana dilaporkan Asops bahwa saat ini di tahap pertama sudah terpasang 28 CCTV di 10 polda rawan. Dan ke depan di bulan desember 2021 akan dipasang 40 CCTV di 10 Polda dan ditambah lagi di beberapa wilayah Polda rawan Karhutla yang mungkin secara bertahap akan dipasang," kata Sigit di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (15/9/2021).
Sigit menjelaskan CCTV tersebut memiliki teknologi yang terbilang canggih.
Sebab, CCTV itu nantinya bisa dapat diakses secara langsung melalui aplikasi monitoring ASAP Digital Nasional.
Baca juga: Komisi III Minta Polri Bijak dan Sesuai dengan Semangat Restorative Justice Kapolri
Tak hanya itu, aplikasi tersebut nantinya bisa memantau lokasi hingga 360 derajat dengan hingga radius maksimal 8 Km.
Selain itu, bisa melakukan zoom hingga mencapai 40 kali pemutakhiran.
"Kamera CCTV yang terpasang memiliki kemampuan yang mampu memantau 360 derajat dengan jangkauan 4 km dan capaian radius 8 km dapat menjangkau lahan kurang lebih 5026 hektar. Bisa dilaksanakan zooming sampai dengan 40 kali, penajaman yang bisa memutar rekaman dalam 2 bulan terakhir," ungkapnya.
Selanjutnya, kata Sigit, CCTV itu bisa dapat menampilkan sensor suhu, kualitas hingga kelembaban udara di sekitar lokasi. Selain itu pula dapat mendeteksi titik api secara lebih akurat.
"Sensor yang dapat menampilkan suhu udara, kualitas dan kelembapan udara dan data titik api yang dapat diaudit setiap 5 menit disesuaikan dengan data update terakhir satelit LAPAN, data perkiraan cuaca, data informasi terkait peta lahan perusahaan sumber air dan batas posisi pergerakan personil di lapangan untuk bisa kita arahkan untuk mendekati titik-titik terdekat yang terjadi titik api," tukasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.