Bedah Buku 'Bocah Kebon dari Deli', Mengupas Liku-liku Hakim Agung Prof Supandi
Dalam buku tersebut juga dikisahkan tentang perjalanan Prof Supandi dalam mencari jejak leluhurnya dari tanah Deli ke tanah Jawa.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Nicolas Manafe/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hakim Agung Prof Supandi menghadiri acara bedah buku biografi tentang perjalanan hidup maupun kariernya berjudul "Bocah Kebon dari Deli" secara virtual, Jumat (17/9/2021).
Dalam acara tersebut, Prof Supandi menceritakan perjalanan hidupnya yang penuh liku, mulai dari kisah kakeknya, Ki Ibrahim yang berasal dari Desa Tlutup, Juwana, Pati, Jawa Tengah, kemudian lari ke tanah Deli hingga bergabung dengan kisah ‘koeli kontrak’ di perkebunan Hindia Belanda.
Namun demikian, Kakek buyut Prof Supandi adalah seorang ‘Tumenggung’ dari Keraton Surakarta bernama Raden Matkasan.
Beliau, ujar Prof Supandi, adalah seorang pejabat Keraton Surakarta yang terlibat aktif dalam membantu perjuangan Pangeran Diponegoro dalam memerangi kolonial Hindia Belanda dan pengikutnya.
“Riwayat perjalanan hidup saya dan leluhur saya, dari kecil sampai saat ini. Masih banyak mosaik-mosaik di dalamnya, InsyaAllah nanti akan diterbitkan dalam 3 edisi, untuk yang saat ini adalah edisi pertama,” ujarnya.
Dalam buku tersebut juga dikisahkan tentang perjalanan Prof Supandi dalam mencari jejak leluhurnya dari tanah Deli ke tanah Jawa.
Buku yang ditulis oleh Irawan Santoso ini juga ditanggapi oleh Gubernur Sumatera Utara, Letjen (Purn) TNI Edy Rahmayadi.
Dia mengatakan buku Bocah Kebon Dari Deli dapat menjadi sumber inspirasi generasi muda.
Sebab, lanjut Edy, beliau mampu meraih gelar profesor meski hidup di tengah kesulitan.
“Buku ini harus dibaca semua orang, terutama generasi muda, karena penuh pesan makna berharga,” katanya.
Rektor Universitas Diponegoro (Undip), Prof Yos Djohan Utama pun memberikan tanggapan terkait buku ini.
“Buku ini sangat luar biasa, karena menceritakan kisah perjalanan Prof. Supandi yang penuh lika liku,” katanya.
Acara bedah buku ini juga dihadiri oleh sejumlah akademisi maupun mantan pejabat negara lainnya, di antaranya Mantan Hakim Konstitusi Laica Marzuki, Mantan Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz, Guru Besar FH UI Prof Indriyanto Seno Adji, dan ratusan advokat dan kalangan hakim dari berbagai daerah di Indonesia. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.