Tokoh Senior JI Abu Rusydan Terkenal Licik, Sembunyikan Identitasnya Agar Tak Dikejar Aparat
Abu Rusydan yang merupakan tersangka teroris terkenal licik agar menghindari pemburuan dari aparat.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Abu Rusydan yang merupakan tersangka teroris terkenal licik agar menghindari pemburuan dari aparat.
Dia sengaja menyembunyikan identitasnya sebagai bagian dari tokoh senior Jamaah Islamiyah (JI).
Demikian disampaikan oleh Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan.
Ia menyampaikan Abu Rusydan sengaja tidak terlibat dalam struktur organisasi JI.
"Tentu catatan panjang keterlibatan AR dalam JI tunjukan kelicikannya bahwa dia dengan sengaja tidak menjadi bagian dari struktur organisasi JI. Tentunya hal ini dilakukan untuk menghindar dari endusan aparat," kata Ramadhan kepada wartawan, Sabtu (18/9/2021).
Padahal, kata Ramadhan, Abu Rusydan menjadi simpul penting dalam perjalanan organisasi terlarang JI di Indonesia.
Dia juga telah dianggap sebagai tokoh senior di JI.
Dalam perjalanan hidupnya, Abu Rusydan juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang turut merumuskan Pedoman Umum Pergerakan Jama'ah Islamiyah (PUPJI) pada 1998 silam.
"AR alias T tokoh senior dari JI dimana yang bersangkutan merupakan salah satu perumus dari pedoman umum pergerakan JI, PUPJI pada tahun 1998. Kemudian menjadi roh utama dari metodologi JI," ungkapnya.
Baca juga: Densus 88 Cegah Adanya Peningkatan Potensi Ancaman dari Kelompok Teroris
Dia menuturkan metodologi JI bentukan Abu Rusydan inilah yang kemudian diturunkan secara turun menurun hingga kepimpinan Para Wijayanto.
Adapun orientasi pergerakan ini yaitu jihad global.
"Pengembangan metodologi pergerakannya dengan strategi penguasaan wilayah. Jadi penguasaan wilayah itu istilah mereka tamkin. Pengelolaan tamkin secara total dengan nama Amniyah System Total of Solution (TASTOS) dengan orientasi yaitu lakukan jihad global," jelasnya.
Lebih lanjut, Ramadhan menambahkan Abu Rusydan juga diduga sebagai penganjur metode militer dalam perjuangan JI.
Termasuk, kata dia, menjaga pejuang JI di Afghanistan.
"Hasil investigasi ditemukan bahwa AR merupakan penasihat dan dia yang anjurkan gunakan metode militer atau istilahnya Tanzim Askari. Yang dilakukan untuk terus berjuang perjuangan JI juga menjaga hubungan dengan para pejuang JI yang ada di Afghanistan," tukas dia.
Sebagai informasi, tim Densus 88 Antiteror Polri sebelumnya menangkap 4 orang terduga teroris jaringan Jamaah Islamiah pada Jumat (10/9/2021) kemarin.
Mereka adalah MEK, S alias MT, SH dan AR.
Keempatnya ditangkap terpisah di daerah Bekasi. Adapun keempatnya kini telah dibawa ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa lebih lanjut.