Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasca Penembakan di Puskesmas Kiwirok, IDI Papua Berharap Pemerintah Jamin Keamanan Nakes

Untuk diketahui, 13 September lalu, telah terjadi penyerangan, pembakaran, dan penembakan terhadap nakes di Puskesmas Kiwirok

Penulis: M Alivio Mubarak Junior
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pasca Penembakan di Puskesmas Kiwirok, IDI Papua Berharap Pemerintah Jamin Keamanan Nakes
Ist via Tribun Papua
Pemukiman warga yang terbakar akibat ulah KKB di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mohammad Alivio

TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Pasca penyerangan terhadap Tenaga Kesehatan (Nakes) di Puskesmas Kiwirok, Provinsi Papua, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Papua meminta jaminan keamanan dari Pemerintah akan hal ini.

Untuk diketahui, 13 September lalu, telah terjadi penyerangan, pembakaran, dan penembakan terhadap nakes di Puskesmas Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua.

Dari kejadian itu, mengakibatkan sejumlah nakes terluka dan ada pula yang meninggal dunia.

Baca juga: Amnesty Desak Negara Usut Tuntas Kematian Nakes Gabriella Meilani di Kiwirok Papua

Menanggapi ini, IDI Papua langsung mengirimkan surat kepada Gubernur Papua untuk meminta jaminan keamanan dari pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat, namun hingga saat ini belum mendapat tanggapan.

“Kami meminta pada seluruh pihak untuk memberikan privasi bagi para tenaga kesehatan yang menjadi korban penyerangan tersebut karena masih mengalami trauma,” ujar Ketua IDI Papua, dr Donald Aronggear, SpB(K) dalam keterangan persnya, Minggu (19/9/2021).

Selain itu, IDI Papua juga menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan kerjasama dari TNI dan Polri di Papua yang telah membantu mengevakuasi, menyediakan fasilitas transportasi, dan masih banyak lagi terhadap para korban.

Baca juga: Seorang Nakes Gugur Diserang KKB, Puan Minta TNI Tumpas KKB: Ini Kekerasan Paling Biadab

BERITA REKOMENDASI

“Kami berharap agar segera ada jawaban dari pemerintah provinsi dan pusat untuk penanganan masalah ini, supaya aktifitas melayani masyarakat terutama di wilayah pedalaman bisa segera dilanjutkan," ungkap Donald Aronggear.

"Dan masyarakat yang membutuhkan penanganan kesehatan segera bisa ditangani,” tandasnya.

Sementara itu pasca terjadinya serangan 13 September lalu zebanyak 9 tenaga kesehatan yang bertugas di distrik Kiwirok sudah dievakuasi dan semuanya saat ini sedang dalam penanganan medis dan psikis untuk trauma yang dialami.

Kesembilan nakes itu yakni dr. Restu Pamanggi, Marselinus Ola Attanila, Manuel Abi, Martinus Deni Satya, Lukas Luji, Patra, Siti Khodijah, Katrianti Tandila, dan Christina Sampetonapa.

Baca juga: Kerabat Tenaga Kesehatan Korban KKB di Distrik Kiwirok Datangi Rumah Duka

Untuk kondisi dr Restu Pamanggi yang mengalami fraktur di bagian tangan sudah dioperasi dan sedang dalam proses pemulihan secara medis seraya menjalani pemeriksaan psikis untuk pemulihan secara mental.


Sedangkan jenazah Suster Gabriela Meilani yang meninggal akibat penyerangan tersebut sudah diangkat dari jurang dan ditempatkan di lokasi perlindungan terdekat di Kiwirok seraya menunggu evakuasi.

Namun sayang proses evakuasi jenazah oleh helikopter TNI terkendala cuaca yang kurang baik serta adanya penembakan.

Atas kejadian ini seluruh pelayanan kesehatan di wilayah Kiwirok, Oksibil, dan Pegunungan Bintang saat ini dihentikan seraya menunggu jaminan keamanan dari pemerintah untuk para tenaga kesehatan yang bertugas.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas