Kesulitan Aparat Kejar Teroris MIT Poso Yang Tersisa, Naik Turun Gunung Selama 3 Hari
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono menyampaikan lokasi pelarian teroris MIT Poso disebut sangat sulit terlacak karena medan yang berat
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian RI mengungkapkan kendala mencari empat orang teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso yang masih bersembunyi di hutan belantara di sekitar Kabupaten Parigi Moutong, Poso, Sulawesi Tengah.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono menyampaikan lokasi pelarian teroris MIT Poso disebut sangat sulit terlacak karena medan yang berat. Hal inilah yang menyulitkan tim gabungan TNI-Polri mencari buronan tersebut.
"Bisa bayangkan ya, bayangkan bahwa lokasi itu tidak seperti Jakarta. Rata nggak, tapi bergunung-gunung bisa dilalui 3 hari jalan kaki, itu naik turun. Naik turun 3 hari. Belum nanti oksigen sendiri disana terbatas," kata Argo kepada wartawan, Rabu (22/9/2021).
Baca juga: Ini Penampakan 4 Orang Teroris MIT Poso yang Masih Buron
Tak hanya itu, Argo menyampaikan tim Satgas Madago Raya juga memerlukan waktu seminggu penuh jika menyusuri seluruh hutan yang diduga menjadi tempat pelarian teroris MIT Poso.
"Kalau liat itu luasnya banyak sekali. Mungkin bisa kita jalan kaki bisa seminggu, itu panjangnya itu baru diameternya. Jadi tentunya dengan liku-lika dan hutan dan kabut itu. Namanya orang yang di hutan mencari celah saat kapan lengahnya dan sebagainya," jelasnya.
Baca juga: Fakta-fakta Tewasnya Ali Kalora Pemimpin Teroris Poso, Kronologi Penyergapan, Ada Bom yang Meledak
Lebih lanjut, Argo menuturkan kelompok teroris MIT Poso juga dinilai telah lebih menguasai medan hutan tersebut. Karena itu, mereka lihai untuk terus melarikan diri kejaran tim Satgas Madago Raya.
"Namanya orang yang sudah lama di hutan, itu kan mudah mereka memahami bagaimana itu lika-liku hutan. Ada bunyi 'kresek' itu kan paham juga 'oh itu bunyi kaki manusia, oh itu bunyi ular'. Dia akan paham karena sudah lama disana," ujarnya
Namun demikian, Argo menyampaikan pihaknya memiliki cara tersendiri untuk bisa melacak kelompok tersebut.
"Jadi kita tentunya kan ada tekhnik tersendiri yang digunakan oleh tim Madago Raya ini untuk menangkap mereka," tukasnya.
Baca juga: Belum Sebulan Jadi Kapolda, Irjen Rudy Sufahriadi Lumpuhkan Panglima Teroris Poso
Sebagai informasi, Satgas Madago Raya menerbitkan selebaran terhadap 4 orang teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso yang tersisa. Kini, mereka masih dalam status buronan lantaran masih enggan menyerahkan diri.
Demikian disampaikan oleh Wakasatgas Humas Ops Satgas Madago Raya AKBP Bronto Budiyono. Adapun selebaran itu berisikan wajah 4 buronan MIT Poso yang tersisa.
"Satgas Madago Raya keluarkan selebaran terhadap 4 orang DPO teroris Poso seperti gambar di atas," kata Bronto saat dikonfirmasi, Selasa (12/9/2021).
Diketahui, empat DPO teroris Poso yang masih menjadi buruan adalah Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae Alias Galuh alias Muklas, Suhardin alias Hasan Pranata dan Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang.
Bronto menyampaikan masyarakat yang melihat keberadaan keempatnya buronan tersebut dapat melaporkan ke aparat TNI-Polri terdekat. Dia juga mencantumkan nomor pengaduan dari masyarakat.
"Bagi masyarakat yang mengetahui keberadaan para DPO untuk segera menghubungi kepolisian terdekat," tukasnya
Diberitakan sebelumnya, telah terjadi kontak tembak antara Satuan Tugas Madago Raya Polda Sulawesi Tengah dari team Sogili-2 dengan Daftar Pencarian Orang (DPO) teroris Poso.
Insiden kontak tembak itu terjadi pada Sabtu (18/9/2021) sekitar pukul 18.00 WITA di daerah Desa Astina, Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong.
Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Rudy Sufahriadi mengatakan, dari insiden kontak tembak itu, dua DPO teroris Poso berhasil ditangkap dalam kondisi tewas, satu di antaranya adalah Ali Ahmad alias Ali Kalora yang dikenal sebagai pemimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.
"Akibat kontak tembak tersebut telah tertembak dua DPO teroris Poso atas nama Ali Ahmad alias Ali Kalora dan Ikrima alias Jaka Ramadhan alias Rama dalam kondisi meninggal dunia di TKP," kata Rudy.
TKP kontak tembak itu sendiri berada kurang lebih 5 kilometer dari TKP pegunungan Desa Buana Sari, Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong.
Di mana TKP, tersebut merupakan tempat terjadinya baku tembak yang juga menewaskan DPO teroris atas nama Abu Alim alias Ambo meningal dunia pada 17 Juli 2021 lalu.
Dari insiden baku tembak dengan Ali Kalora itu, Rudy mengatakan, Satgas Madago Raya berhasil mengamankan sejumlah barang bukti yang diduga milik Ali Kalora.
"Barang bukti berupa satu pucuk senjata api laras panjang jenis M.16 diduga milik Ali Kalora, dua buah ransel, satu buah bom Tarik, satu buah bom bakar dan lainnya," ucapnya.
Mantan Kapolda Jawa Barat itu mengungkapkan dengan ditangkapnya 2 DPO teroris Poso ini, maka DPO teroris Poso yang masih dalam pencarian tim Satgas Madago Raya tersisa 4 orang.