Sidang Majelis Umum ke-76 PBB, Jokowi Jelaskan 4 Poin Penting Peran Serta Indonesia untuk Dunia
Jokowi menjelaskan empat poin penting peran serta Indonesia untuk dunia.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan empat poin penting peran serta Indonesia untuk dunia.
Jokowi menyebut, akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan ini, semua harus saling bahu-membahu dalam upaya pemulihan dunia.
Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam Sidang Majelis Umum ke-76 PBB yang disiarkan secara daring melalui Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (23/9/2021).
"Melihat perkembangan dunia saat ini, banyak hal yang harus kita lakukan bersama-sama," terang Jokowi.
Keempat poin tersebut yakni di antaranya, pertama, setiap negara harus berupaya memberikan harapan bahwa pandemi dapat segera tertangani dengan baik.
Baca juga: Tinjau Vaksinasi yang Digelar BIN di Cilacap, Jokowi Berpesan Agar Siswa dan Santri Taat Prokes
Baca juga: Menlu Retno Soroti Pakta Pertahanan AUKUS dan Ingatkan Soal Ancaman Stabilitas Kawasan
Mengingat, politisasi dan diskriminasi terhadap persebaran vaksin masih terus terjadi, khususnya di negara-negara berkembang.
"kita harus memberikan harapan bahwa pandemi Covid-19 agar dapat segera tertangani dengan cepat, adil dan merata. Kita tau bahwa kemampuan dan kecepatan antar negara dalam menangani Covid-19 termasuk vaksinasi sangat timpang."
"Politisasi dan diskriminasi terhadap vaksin masih terus terjadi," kata Jokowi.
Untuk itu, diperlukan adanya langkah-langkah nyata agar dapat menyelesaikan masalah ini.
Baca juga: AWG G20 Tahun 2022, Indonesia Siap Menjadi Ketua
Kedepannya, kata Jokowi, penataan arsitektur ketahanan kesehatan global perlu dilakukan.
Sehingga, terdapat standarisasi tertentu pada bidang kesehatan.
Ini dilakukan agar terdapat kejelasan dan kemudahan bagi seluruh negara untuk mendapatkan hak-hak kesehatan global.
Baik itu terkait pendanaan, vaksin, obat-obatan, alat-alat kesehatan serta tenaga kesehatan.
"Di masa depan, kita harus menata ulang penataan arsitektur ketahanan kesehatan global. Diperlukan mekanisme baru untuk penggalangan baru untuk sumber daya kesehatan global," tambah orang nomor satu di Indonesia itu.
Baca juga: Pertemuan G20, Indonesia Dukung Pertanian Afrika Capai Target SDGs