Pengamat Sebut Giring PSI Terapkan Gaya Politik Terbuka dengan Blak-blakan Kritik Anies
Plt Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha melancarkan pernyataan terbuka yang menyebut Anies sebagai sosok pembohong.
Editor: Hasanudin Aco
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menggantikan Jokowi kerap mengeluarkan kata-kata bernada kasar saat melihat buruknya kinerja pelayanan publik.
“Anies sebetulnya tampil ke panggung politik nasional seiring dengan kehadiran elite baru produk pilkada langsung tersebut,” lanjut Andreas.
Hanya saja Anies lebih mewakili gaya politik lama yang sudah tidak kontekstual lagi bagi lapisan baru milenial dan generasi Z yang sedang tumbuh.
Anak-anak muda Indonesia cenderung lebih terbuka dalam mengekspresikan diri, berbeda dengan generasi yang lebih tua.
Transparansi dan akuntabilitas yang menjadi ciri dari reformasi pelayanan publik mendapat dukungan kuat dari generasi muda yang tengah beranjak menduduki posisi-posisi penting di birokrasi maupun sektor swasta.
Sebaliknya, publik yang mencaci-maki Giring merepresentasikan segmen pemilih tua yang makin berkurang jumlahnya dalam demografi nasional.
Hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020 menunjukkan generasi tua yang berusia di atas 55 tahun (baby boomers) tersisa tinggal 13,43 persen dari 270,20 juta penduduk Indonesia.
Pada Pemilu 2019 lalu, pemilih berusia 17-40 tahun tercatat mencapai separuh dari Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Jumlah tersebut akan terus meningkat dan menjadi mayoritas dari seluruh pemilih pada Pemilu 2024 mendatang.
PSI sendiri yang mengklaim sebagai partai anak muda tidak lolos ke Senayan, tetapi di DKI Jakarta berhasil merebut 8 kursi dan bisa membentuk fraksi.
PSI satu-satunya partai politik baru yang bisa mendudukkan wakil di DPRD DKI Jakarta, sedangkan parpol lama Hanura tergusur.
Tidak heran jika PSI berupaya mengkapitalisasi keberhasilannya di ibukota dengan menggunakan Anies sebagai sasaran tembak.
Selain di Jakarta, PSI juga mempunyai fraksi di kota-kota besar seperti Tangerang Selatan dan Surabaya, serta anggota DPRD di provinsi dan kota/kabupaten lainnya.
“Langkah Anies menuju 2024 sangat bergantung pada posisinya di DKI Jakarta, yang sayangnya minim prestasi, bahkan menjadi ajang kritik dan serangan publik seperti program Formula E,” pungkas Andreas yang juga Direktur Eksekutif New Indonesia Research & Consulting.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.