Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jelang G30S, Gatot Sebut Tubuh TNI Disusupi PKI, Letjen Dudung Jelaskan Patung Soeharto Hilang

Tentang dihilangkanya diorama patung Soeharto, Jenderal TNI AH Nasution dan Sarwo Edhie Wibowo disebut Gatot Nurmantyo sebagai tanda penyusupan PKI

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Jelang G30S, Gatot Sebut Tubuh TNI Disusupi PKI, Letjen Dudung Jelaskan Patung Soeharto Hilang
TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA
Mantan Panglima TNI, Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo (kacamata hitam), seusai mengikuti sidang kasus ujaran kebencian dengan terdakwa petinggi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Syahganda Nainggolan, di Pengadilan Negeri Depok, Cilodong, Kamis (8/4/2021). 

TRIBUNNEWS.COM  - Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo, kembali menyinggung paham Partai Komunis Indonesia (PKI) masih ada dan telah menyusupi tubuh TNI.

Dia menyebut, hal itu dapat mengancam keberadaan Pancasila serta pemerintahan.

Demikian dikatakannya dalam webinar online bertajuk TNI vs PKI pada Minggu (26/9/2021).

Dalam diskusi tersebut, Gatot mengatakan ancaman-ancaman jika paham PKI kembali muncul.

Menurutnya, tanda-tanda yang ditakutkannya telah terjadi belakangan.

Baca juga: Hina Anggota Brimob yang Gugur di Papua, Polisi Buru Pemilik Akun Instagram Akun IG @harissp85

Ia pun memutar video berisi diorama patung tiga pejabat TNI AD setelah peristiwa Gerakan 30 September (G30S) yang kini dihilangkan di Museum Dharma Bhakti Kostrad.

Untuk diketahui, diorama menampilkan adegan Mayjen Soeharto menerima laporan dari Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) Kolonel Sarwo Edhie Wibowo.

Jenderal Gatot Nurmantyo saat diwawancarai usai upacara serah terima jabatan Panglima TNI di Lapangan Upacara Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu, (9/12/2017).
Jenderal Gatot Nurmantyo saat diwawancarai usai upacara serah terima jabatan Panglima TNI di Lapangan Upacara Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu, (9/12/2017). (KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)
Berita Rekomendasi

Sementara Menteri/Panglima TNI Angkatan Darat Jenderal AH Nasution, yang selamat dari upaya penculikan PKI, duduk tidak jauh dari Soeharto dan Sarwo Edhie.

Dihilangkannya diorama tersebut menurut Gatot merupakan pertanda penyusupan PKI di TNI dan usaha untuk menghapus sejarah.

"Ini berarti sudah ada penyusupan di dalam tubuh TNI. Dalam kesempatan ini saya mengetuk jiwa patriotisme dan ksatria TNI AD, TNI AL, TNI AU bersama-sama membersihkan jajaran TNI dari pengaruh PKI," ungkapnya.

Bantahan Pangkostrad

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman menjawab pernyataan mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo terkait pembongkaran patung Soeharto dan Jenderal TNI AH Nasution dan Kolonel Infanteri Sarwo Edhie Wibowo dari Museum Darma Bhakti Kostrad.

Dudung juga membantah ada penyusupan Partai Komunitas Indonesia (PKI) di balik pembongkaran tiga tokoh militer penumpang pemberontakan G30S/PKI tersebut.

Dudung membenarkan patung ketiga tokoh tersebut sebelumnya ada di Museum Darma Bhakti Kostrad.

Patung tersebut, kata Dudung, dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen TNI Azmyn Yusri (AY) Nasution pada 2011 sampai 2012.

Dudung mengatakan kini patung tersebut diambil oleh penggagasnya yakni Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepadanya selaku Panglima Kostrad saat ini. 

Ia menghargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. 

Baca juga: Gatot Nurmantyo Duga TNI AD Disusupi PKI, Ini Respon Istana

"Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," kata Dudung dalam keterangan tertulis pada Senin (27/9/2021).

Dudung membantah tudingan yang mengaitkan penarikan tiga patung tersebut untuk melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S/PKI pada 1965.

Ia juga menegaskan bahwa tudingan tersebut tidak benar.

Dudung menegaskan, dirinya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama yakni tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu.

"Jadi, tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama itu sudah tidak ada, diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Itu tudingan yang keji terhadap kami," kata dia.

Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Dudung Abdurachman memimpin  upacara serah terima jabatan (Sertijab) Panglima Divisi Infanteri 3 Kostrad dari Mayor Jenderal TNI Wanti Waranei F Mamahit kepada Brigadir Jenderal TNI Kunto Arief Wibowo di Markas Divisi Infanteri (Divif) 3 Kostrad Pakatto Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan pada Rabu (7/7/2021).
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Dudung Abdurachman memimpin  upacara serah terima jabatan (Sertijab) Panglima Divisi Infanteri 3 Kostrad dari Mayor Jenderal TNI Wanti Waranei F Mamahit kepada Brigadir Jenderal TNI Kunto Arief Wibowo di Markas Divisi Infanteri (Divif) 3 Kostrad Pakatto Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan pada Rabu (7/7/2021). (Foto: Penerangan Kostrad)

Seharusnya, kata dia, Gatot selaku senior di TNI terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan menanyakan langsung kepada dirinya selaku Panglima Kostrad. 

Dudung juga mengingatkan pentingnya tabayun dalam Islam agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa.

Ia melanjutkan foto-foto peristiwa serta barang-barang milik Panglima Kostrad Mayjen TNI Soeharto saat peristiwa 1965 tersebut masih tersimpan dengan baik di museum tersebut. 

"Hal ini sebagai pembelajaran agar bangsa ini tidak melupakan peristiwa pemberontakan PKI dan terbunuhnya pimpinan TNI AD serta Kapten Piere Tendean," kata Dudung.

(Tribunnews.com/ Chrysnha, Gita Irawan)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas