Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Utang 2 Miliar Dolar AS, Menteri BUMN Duga Ada Korupsi di Krakatau Steel

Menteri BUMN Erick Thohir menduga ada tindakan korupsi di balik utang PT Krakatau Steel Tbk yang mencapai 2 miliar dolar AS. 

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Utang 2 Miliar Dolar AS, Menteri BUMN Duga Ada Korupsi di Krakatau Steel
dok pribadi
Erick Thohir 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir menduga ada tindakan korupsi di balik utang PT Krakatau Steel Tbk yang mencapai 2 miliar dolar AS. 

"Dia (Krakatau Steel) punya utang 2 miliar dolar AS, salah satunya invesatsi 850 juta dolar AS kepada proyek blast furnace (peleburan tanur tinggi), ini mangkrak. Pasti ada indikasi korupsi," kata Erick secara virtual, Selasa (28/9/2021). 

Menurut Erick, pelaku yang merugikan perusahaan BUMN harus dikejar dan dihukum sesuai aturan yang berlaku di dalam negeri.

"Bukannya kami ingin menyalahkan, tapi penegakan hukum, proses yang salah harus kita perbaiki," ucap Erick. 

Utang Krakatau Steel yang menumpuk membuat keuangan perusahaan menjadi tidak sehat. 

Namun langkah restrukturisasi utang Rp 30 triliun sejak akhir 2018 hingga Januari 2020 dengan melibatkan 10 bank nasional, swasta, dan luar negeri dinilai berjalan baik. 

Baca juga: Selamatkan Uang Negara dari Korupsi Kelas Kakap, Fahri Hamzah Acungi Jempol Kejagung

Langkah restrukturisasi, kata Erick, merupakan tahap pertama dalam upaya penyehatan Krakatau Steel, di mana saat ini dapat melakukan efisiensi beban bunga dari 847 juta dolar AS menjadi 466 juta dolar AS.

Berita Rekomendasi

"Sudah berjalan dengan baik, Krakatau Steel berhasil meraup keuntungan Rp 67 miliar pada Agustus 2020 dan meningkat menjadi Rp 800 miliar pada Agustus 2021," tutur Erick. 

Erick pun meminta Krakatau Steel menjaga rantai pasok yang terintegrasi agar menekan ketergantungan terhadap impor. 

"Terima kasih kepada direksi dan komisaris Krakatau Steel, dengan restrukturisasi utang, perbaikan arus kas, efisiensi, ada proses bisnis yang baik, akhirnya yang tadinya delapan tahun rugi terus-menerus, sekarang bisa untung Rp 800 miliar," paparnya.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas