Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Acara Kesenian Alihkan Perhatian Warga Lubang Buaya Saat Malam G30S PKI

Saksi sejarah G30S/PKI, Yasin (71) mengungkap ada upaya mengalihkan perhatian warga sekitar pada malam pembantaian tujuh jenderal.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Acara Kesenian Alihkan Perhatian Warga Lubang Buaya Saat Malam G30S PKI
Tribunnews.com/ Reynas Abdila
Yasin (71), saksi sejarah Gerakan 30 September PKI (G30S/PKI). 

Peristiwa Gerakan 30 September alias G30S merupakan peristiwa sejarah kelam yang pernah dialami bangsa Indonesia.

Peristiwa itu adalah tragedi penculikan dan pembunuhan enam jenderal dan satu kapten yang dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri Gerakan 30 September.

Para jenderal tersebut difitnah telah melakukan makar terhadap Presiden Soekarno dan menggabungkan diri sebagai Dewan Jenderal.

Baca juga: Letjen Dudung: Kelompok Ekstrem Kanan Juga Harus Diwaspadai, Bukan Cuma Soal Isu PKI

Jenazah mereka ditemukan di dalam sumur di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada tanggal 4 Oktober 1965.

Tragedi nasional itu mengawali serentetan peristiwa besar di Indonesia, termasuk tumbangnya pemerintahan orde lama yang dipimpin oleh Ir Soekarno.

Kemudian, Presiden Soeharto selaku pemerintah pada masa orde baru, memerintahkan pembangunan Monumen Pancasila Sakti untuk memperingati peristiwa G30S yang tidak dapat memecah kesaktian Pancasila.

Monumen tersebut mulai dikerjakan pada pertengahan Agustus 1967 dan diresmikan Presiden Soeharto pada 1 Oktober 1973, bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila.

Berita Rekomendasi

Perlu diketahui, kawasan Monumen tersebut dibangun dekat dengan tempat eksekusi korban G30S, yaitu sumur tua di Lubang Buaya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas