Soal Kritikan Gubernur NTT ke Puan Maharani, DPD PDIP Sebut Salah Alamat dan Tidak Beralasan
Sekretaris DPD PDI Perjuangan NTT Yunus Takandewa menilai kritikan Gubernur NTT ke Puan Maharani salah alamat dan tidak beralasan.
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris DPD PDI Perjuangan NTT Yunus Takandewa menilai kritikan Gubernur NTT ke Puan Maharani salah alamat.
Sebelumnya, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengkritik terkait pidato Ketua DPR RI Puan Maharani saat upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang mengatasnamakan Bangsa Indonesia.
Menurut Yunus, kritikan tersebut tidaklah beralasan.
DPD PDI Perjuangan Nusa Tenggara Timur (NTT) ini menyampaikan beberapa koreksi terhadap pernyataan Gubernur NTT atas naskah yang dibacakan Puan Maharani.
"Kami menyampaikan bahwa kritik Gubernur itu salah alamat dan tidak beralasan."
"Sebab, Ibu Puan Maharani dalam hal ini kedudukannya sebagai Ketua DPR RI."
"Sebagai pejabat negara yang memiliki legal standing dalam membacakan naskah yang sudah disetujui oleh pihak protokoler Istana," kata Yunus Takandewa, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Minggu (3/10/2021).
Baca juga: Hayati Makna Hari Kesaktian Pancasila, Moeldoko: Pancasila Harga Mati bagi Bangsa Indonesia
Lebih lanjut, ia juga menambahkan naskah yang dibacakan Puan Maharani tidak hanya dilakukan tahun ini.
Pada tahun 2017, naskah yang sama telah dibacakan oleh Fahmri Hamsyah.
DPD PDI Perjuangan NTT pun menganggap apa yang disampaikan oleh Gubernur NTT diluar kelaziman sebagai pejabat publik dan sebaiknya fokus untuk menangani pemerintah NTT.
Kritik Gubernur dinilai justru mengaburkan esensi dari Peringatan Hari Kesaktian Pansila.
Di mana, semestinya momen ini memberikan pencerahan kembali atau membumikan dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Apa yang disampaikan Ibu Puan Maharani tidak ada kesalahan apapun sesuai susunan acara yang telah menjadi keputusan pihak protokol Istana," jelas Yunus Takandewa.
Gubernur NTT Viktor Laiskodat Kritik Puan Maharani