Gubernur Lemhanas Bicara Generasi Masa Kini yang Cenderung Menyukai Budaya K-Pop Ketimbang Pop Barat
Agus mengungkapkan bahwa Bangsa Indonesia harus banyak belajar dari negara lain dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul di tahun 2045.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Lemhanas Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo mengatakan pihaknya melakukan penelitian serta pendekatan secara soft power dalam menyambut 100 tahun usia Republik Indonesia pada Tahun 2045 mendatang.
Agus mengungkapkan bahwa Bangsa Indonesia harus banyak belajar dari negara lain dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul di tahun 2045.
Ia mencontohkan bagimana saat ini negara lain mengalami kemajuan yang pesat dalam beberapa dekade terakhir yakni budaya Pop Korea atau K-Pop.
Agus menyebut jika saat ini budaya Pop Barat telah kalah dengan budaya K-Pop yang saat ini digandrungi oleh anak muda di dunia tak terkecuali Indonesia.
Baca juga: Gubernur Lemhanas: Jangan Dengarkan Generasi Tua yang Masih Bicara Peran Mereka di Tahun 1965
Mulai dari musik, tarian, film hingga makanan yang membawa unsur budaya K-Pop.
Bahkan, tak sedikit anak muda rela belajar bahasa Korea demi mendalami kesukaannya tersebut.
"Atas dasar perkembangan itulah, kami memprakarsai penulisan buku Indonesia menuju 2045 dalam tempo 24 tahun menuju 100 tahun usia Republik. Kita mesti belajar bagaimana negara-negara itu berhasil membangun sumber daya manusia yang unggul," kata Agus dalam dalam Peluncuran Buku Indonesia Menuju 2024 melalui virtual, Rabu (6/10/2021).
Agus juga mengatakan bahwa SDM unggul yang diciptakan oleh negara maju itu telah menghasilkan anak-anak muda yang memiliki fisik yang kuat.
Serta, kapasitas otak yang besar, karakternya kuat dengan ciri-ciri punya rasa ingin tahu yang besar, percaya diri, tidak minder tetapi juga tidak arogan.
"Berani ambil resiko, berpikiran kritis dan kreatif dan mempelajari hal-hal baru mampu beropini dengan tajam dan persuasif baik dalam berbicara maupun menulis," tambahnya.
Ia menambahkan, bahwa pondasi kemajuan negara-negara Eropa Barat yakni Jepang, Korea dan sekarang China adalah pembenahan besar-besaran dalam bidang kesehatan dan pendidikan.
Pasalnya mereka memastikan generasi muda mendapat asupan gizi yang baik sejak terbentuk janin.
Lalu, mendapat perawatan kesehatan yang bagus dan memperoleh pendidikan yang bermutu termasuk di masa pandemi Covid sekarang ini.
"Secara paralel dilakukan pula pembangunan infrastruktur fisik secara besar-besaran termasuk infrastruktur teknologi berikutnya memperkuat penelitian dan pengembangan untuk inovasi teknologi," jelas Agus.
Agus pun optimistis, jika dengan metode yang serupa, Bangsa Indonesia bisa menciptakan SDM yang unggul dan berbudaya di masa mendatang.
Tentunya, dengan pembenaran metode yang selama ini ada. Dimana, melalui investasi yang baik kepada generasi muda berupa kesehatan dan pendidikan, maka barulah bisa mendapat keuntungan yang setimpal.
"Itulah kita baru bisa menikmati apa yang disebut sebagai bonus demografi," jelas Agus.
Agus juga percaya, bahwa SDM Indonesia yang unggul akan mendatangkan kemakmuran, kesejahteraan, kesetaraan, keadilan sosial dan kepuasan bagi bangsa Indonesia.
"SDM unggul juga akan memiliki ketahanan nasional yang yang kuat dan merekatkan NKRI secara utuh. Kita tidak akan mudah dipecah belah atau diadu domba bangsa," kata Agus.
"Indonesia akan menjadi kekuatan yang luar biasa yang berdiri sejajar dengan negara-negara maju lain yang dihormati dalam percaturan global," terangnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.