Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Muhadjir Effendy Sebut Kesiapan Lapangan Kerja Jadi Problem Sambut Era Bonus Demografi 2045

Muhadjir Effendy mengungkap sejumlah tantangan dan masalah yang dihadapi Bangsa dalam menyambut era bonus demografi tahun 2045.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Muhadjir Effendy Sebut Kesiapan Lapangan Kerja Jadi Problem Sambut Era Bonus Demografi 2045
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Menko PMK Muhadjir Effendy menyebut kesiapan lapangan kerja menjadi masalah yang dihadapi Bangsa Indonesia dalam menyambut era bonus demografi tahun 2045. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengungkap sejumlah tantangan dan masalah yang dihadapi Bangsa dalam menyambut era bonus demografi tahun 2045.

Menurutnya, tantangannya adalah penyiapan lapangan kerja.

Menurut Muhadjir saat ini Indonesia masih menanggung sekitar 9 juta pengangguran dan menampung 1,9 juta lulusan yang akan memasuki dunia kerja.

Hal itu disampaikan Muhadjir dalam Peluncuran Buku Indonesia Menuju 2024 secara virtual, Rabu (6/10/2021).

"Inilah problem besar yang harus dihadapi Indonesia, bagaimana kita bisa menyiapkan lapangan kerja sebanyak-banyaknya yang memberikan kesempatan usia produktif betul-betul bisa bekerja secara produktif," kata Muhadjir.

Muhadjir pun menyebut, saat ini diperkirakan ada 140 juta angkatan kerja di Indonesia.

Berita Rekomendasi

Dari jumlah tersebut, ada 131 juta yang sudah mendapatkan pekerjaan dan 9 juta lainnya mencari kerja atau dalam keadaan pengangguran terutama akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Bamsoet Sebut HUT ke-76 RI Jadi Momentum untuk Optimalkan Bonus Demografi Songsong 2045

Kemudian, ada lulusan sekolah SMA/SMK setiap tahunnya sekitar 3,8 juta per tahun, sekitar 1,9 juta yang masuk perguruan tinggi, sisanya mencari pekerjaan.

Maka, saat ini, kata Muhadjir, pemerintah mendorong kampus dan perguruan tinggi untuk memperbesar jumlah program studi vokasional.

Dengan harapan, bisa menciptakan anak-anak yang mampu dan siap untuk bekerja.

Baca juga: Perlunya Implementasi Pengurangan Bahaya untuk Sikapi Bonus Demografi

"Usia produktif belum tentu bisa menghasilkan produksi kalau dia tidak bekerja yang kompatibel dengan keahlian serta kecakapannya, dan dia mendapatkan salary memadai dari apa yang dikerjakan," jelas Muhadjir.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas