Ahmad Sahroni Sebut Usulan Fadli Zon Bubarkan Densus 88 Kurang Bijak dan Tendensius
Ahmad Sahroni, tak setuju dengan usulan pembubaran pasukan elite polisi yang bertugas sebagai pemberantas terorisme, Datasemen Khusus Antiteror.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fraksi Partai NasDem Ahmad Sahroni, tak setuju dengan usulan pembubaran pasukan elite polisi yang bertugas sebagai pemberantas terorisme, Datasemen Khusus Antiteror atau Densus 88.
Sebelumnya, usulan itu dilontarkan anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra Fadli Zon.
Fadli menilai, keberadaan Densus 88 kerap menciptakan dan menyebarkan narasi terkait Islamofobia di masyarakat.
Sebagai wakil ketua di Komisi yang membidangi langsung isu keamanan dan kepolisian, Sahroni menegaskan keberadaan Densus 88 sangat dibutuhkan kehadirannya dalam memberantas terorisme.
"Saya kurang setuju dengan pendapat pak Fadli Zon karena kurang bijak dan terlalu tendensius. Teroris di Indonesia itu nyata adanya, sudah banyak kejadian, korban berjatuhan, dan kita melihat sendiri kasusnya, seperti kejadian bom Makassar beberapa waktu lalu, di Jakarta, dan banyak lagi," kata Sahroni kepada wartawan, Kamis (7/10/2021).
"Saya melihat justru kehadiran Denss 88 sangat dibutuhkan karena jelas sangat bermanfaat dalam memberantas teroris-teroris ini," lanjutnya.
Sahroni menyebut bahwa tuduhan terkait Densus 88 memunculkan Islamophobia juga merupakan pernyataan yang provokatif.
Baca juga: Densus 88 Segera Serahkan Munarman untuk Jalani Sidang Kasus Dugaan Terorisme
Menurutnya, fakta di lapangan menunjukkan bahwa aksi terorisme tidak berdasarkan dengan agama manapun.
"Soal tuduhan Islamophobia, saya rasa ini agak provokatif. Karena teroris itu tidak berkaitan dengan agama manapun, jadi tidak ada korelasinya. Mau agama Islam, Kristen, Budha, atau apapun kalau melakukan tindakan terorisme ya pasti diberantas. Kalau memang mayoritas jaringan terorisme membawa embel-embel Islam, ya itu fakta adanya," ujarnya.
Lebih lanjut, Sahroni juga meminta kepada Fadli Zon untuk mempelajari lebih jauh terkait terorisme di Indonesia, berikut juga dengan sepak terjang Densus 88 dalam memberantas aksi teroris.
"Saya rasa Pak Fadli Zon sebaiknya sebelum menyimpulkan sesuatu lebih baik tabayun dulu, ngobrol dulu dengan Densus 88 dan para keluarga korban. Pelajari tentang terorisme di Indonesia, pelajari begitu banyak nyawa yang melayang. Bukan ujug-ujug mengeluarkan statement yang tendensius begini," pungkasnya.
Baca juga: Sahroni Apresiasi Koordinasi Kejaksaan dengan KPK Usut Dugaan Korupsi Pembelian LNG di Pertamina