Menko PMK: Kurikulum Pendidikan Indonesia Belum Seimbang dalam Aspek Logika, Etika, dan Estetika
Muhadjir Effendy menyatakan bahwa dalam proses pendidikan di Indonesia belum benar-benar mengatur secara seimbang antara logika, etika, dan estetika.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan bahwa dalam proses pendidikan di Indonesia belum benar-benar mengatur secara seimbang antara logika, etika, dan estetika.
Padahal, menurut Muhadjir, ketiga hal tersebut seharusnya selaras dan harmonis.
“Logika benar salah, etika baik buruk, estetika indah dan tidak indah, ketiganya harus bersatu padu. Dalam proses pendidikan kita, kurikulum belum betul-betul mengatur itu secara seimbang,” ujar Muhadjir melalui keterangan tertulis, Jumat (8/10/2021).
Baca juga: Diterima Kabiro Humas dan Sistem Informasi Setjen MPR, Perwakilan Mahasiswa Sampaikan Sikap
Muhadjir menilai pendidikan sedianya tidak melulu hanya mengajarkan peserta didik tentang logika dan etika, tetapi juga keindahan.
Menurutnya, tanpa ada upaya untuk menarik estetika yakni seni dan budaya ke dalam sistem pendidikan maka sulit untuk bisa membangun SDM secara harmonis.
“Tentu saja ini menjadi tanggung jawab kita semua. Kita harus menyadari betapa pentingnya peran seni di dalam membangun manusia Indonesia yang berkesimbangan, bukan hanya menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan tetapi juga keindahan,” tuturnya.
Apalagi upaya untuk memajukan kebudayaan pada masa mendatang masih akan dihadapkan pada permasalahan dan tantangan yang tidak mudah.
Pemajuan dan pelestarian kebudayaan Indonesia dilakukan melalui empat langkah strategis, yaitu pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan.
”Harapan besar tentunya tersemat pada ISBI Bandung sebagai institusi pendidikan pengampu kebudayaan sekaligus mitra strategis pemerintah untuk dapat mengimplementasikan langkah strategis kebudayaan tersebut," ucap Muhadjir.
Peningkatan kualitas seni dan ekosistem kebudayaan diharapkan dapat menjadi modal dasar sekaligus kekuatan penggerak pembangunan nasional.
Dalam dunia pendidikan, seni dan budaya sangat diperlukan untuk menyeimbangkan antara pendidikan budi pekerti dan logika berpikir.